Jumat, 02 Januari 2015

SAYUR ALA WARGA LINDU



Sayuran adalah segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan yang dapat atau layak disayur dan bisa dimakan secara segar bagian tumbuhannya. Berbeda dengan masyarakat Lindu umumnya. Kebiasaan yang mengikat mereka dengan keadaan yang terpencil menjadikan defenisi sayur sedikit berlebihan. Lucunya, ketika memberikan promosi kesehatan kepada warga untuk konsumsi sayur disaat makan, mereka dengan yakin mengatakan selalu makan sayur setiap hari.
Tim Pencerah sempat berdiskusi, “Warga disini memang luar biasa, setiap hari makan ikan dan sayur!” kata Ns.Rezi. Beberapa hari kedepan, kami baru mengetahui defenisi sayur bagi masyarakat Lindu yaitu masakan ikan yang berkuah bening/bersantan tanpa ada campuran tanaman dinamakan sayur bagi mereka. Semenjak saat itu, setiap melakukan promosi kesehatan tim Pencerah Nusantara selalu menggunakan kata “Sayuran/ Tumbuhan Hijau” disertai contoh- contoh tumbuhan.
 
Ns.Rezi memetik pakis untuk pemenuhan kebutuhan sayur tim PN


Melihat geografis Lindu yang dingin dan sejuk, sangat berpotensi terhadap suburnya tanaman hijau. Keinginan warga untuk menanam kacang panjang, bayam, daun singkong, kangkung, kol dan tanaman hijau lainnya sangat tinggi. Namun, ketika tanaman mulai tumbuh warga tidak dapat menikmati hasilnya. Hewan-hewan seperti sapi, kerbau, babi dan hewan lainnya yang berkeliaran dimalam hari lebih dulu memetik tanaman mereka. 
Satu-satunya sayur yang tidak dimakan hewan di Lindu ini adalah Pakis. Untuk memenuhi kebutuhan sayur, tim Pencerah selalu memetik pakis di Hutan Lore Lindu ini. Berbagai makanan diolah, seperti Pakis cabe ijo, Pakis Saus Tiram, Gulai Pakis ijo, Kroket Pakis dan berbagai macam masakan Nusantara. 
Rela mencari sayur pakis ke semak-semak bersama Ns.Nahla
 Potensi inilah yang dipromosikan oleh tim Pencerah untuk mengkonsumsi sayur hijau seperti pakis, termasuk berbagai macam pengolahannya. Bersama PN masyarakat Lindu Konsumsi sayur tiap hari. Salam Lindunesia!
` Ns.Rezi Mawaldi,S.Kep`

Tidak ada komentar:

Posting Komentar