Masalah kesehatan berbasis
lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas
maupun kuantitasnya serta perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah,
mengakibatkan penyakit-penyakit seperti Diare, ISPA, TB Paru, malria dll,
merupakan sepuluh besar penyakit di puskesmas dan merupakan pola penyakit utama
di Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan status
kesehatan masyarakat, puskesmas merupakan ujung tombak yang paling depan di
wilayah kerjanya. Salah satu fungsi puskesmas yang penting adalah mengembangkan
dan membina kemandirian masyarakat di wilayah kerjanya. Mengembangkan dan
membina kemandirian masyarakat pada dasarnya mengembangkan dan membina proses
pemecahan masalah yang ada dimasyarakat. Hal ini berarti mengembangkan kemampuan
dan kemauan masyarakat mengenal masalah kesehatan dan potensi yang ada di
masyarakat baik berupa pemikiran maupun kemampuan yang berupa sumber daya.
Salah satu upaya terobosan untuk mengatasi masalah kesehatan berbasis
lingkungan adalah klinik sanitasi.
Klinik sanitasi merupakan sebagai
salah satu pelayanan puskesmas yang mengintegrasikan antara upaya promotif,
preventif kuratif, dan rehabilitatif
mempunyai peran antara lain, sebagai pusat informasi, pusat rujukan,
fasilitator bidang kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan permukiman, yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi di
wilayah kerja puskesmas.
Pengunjung klinik sanitasi
dibedakan menjadi dua;
1. Pasien
Adalah penderita penyakit yang diduga berkaitan dengan kesehatan lingkungan
yang ditujukan oleh petugas medis keruang klinik sanitasi atau yang ditemukan
dilapangan baik oleh petugas medis/ paramedik maupun survey
2. Klien
.Adalah masyarakat yang berkunjung ke puskesmas atau yang menemui petugas
klinik sanitasi bukan sebagai penderita penyakit tetapi untuk berkonsultasi
tentang masalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.
Tabel 1. Data10 penyakit
terbanyak di Puskesmas Lindu
No
|
Penyakit
|
Jumlah Kasus
|
|
1
|
ISPA
|
412
|
|
2
|
Hypertensi
|
341
|
|
3
|
Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat
|
335
|
|
4
|
Diare
|
175
|
|
5
|
Obs. Febris
|
130
|
|
6
|
Gastritis
|
124
|
|
7
|
Penyakit Kulit dan Alergi
|
107
|
|
8
|
Kecelakan Ruda Paksa
|
43
|
|
9
|
Carries gigi
|
25
|
|
10
|
Penyakit Telinga Lainnya
|
18
|
Sumber: laporan akhir Pusekesmas
tahun 2012
Dari laporan tahunan puskesmas Lindu
masih banyak ditemukan penyakit-penyakit yang erat hubungan dengan lingkungan
seperti ISPA 412 kasus, Diare 175 kasus, dan Penyakit Kulit 107 kasus. Maka
dari itu perlu dilaksanakannya kegiatan klinik sanitasi demi lebih sempurnanya
upaya promotof dan preventif di Puskesmas Lindu.
Selaku petugas sanitasi saya
tertantang untuk melakukan kegiatan klinik sanitasi yang ada di Puskesmas
Lindu. Kegiatan ini mendapat dukungan positif dari kepala puskesmas dan staff
Puslesmas Lindu
.
Buku Register Klinik Sanitasi Puskesmas Lindu |
|
Panduan Konseling di Klinik Sanitasi Puskesmas Lindu |
Pada hari Selasa,12 November 2013
saya membuka klinik sanitasi di Puskesmas Lindu. Pengunjung perdana klinik
sanitasi adalah balita dan ibunya yang menderita ISPA. Dari hasil wawancara dan
konseling pasien, banyak dari mereka yang tidak ber-PHBS serta kondisi rumah
yang tidak sehat. Dari tiga bulan melaksanakan klnik sanitasi di Puskesmas
Lindu terjaring 44 orang pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi. Penderita ISPA
adalah 39 orang (88,6%), pasien dengan Diare 2 orang (4,5%), Penyakit kulit 1
orang (2,3%), Malaria 1 orang (2,3%) dan
Tuberkolusis 1 orang (2,3%). Dari beberapa orang pasien tersebut
dilakukan kunjungan rumah kepada Pasien Ny. E ( Nama disamarkan) dengan
Tuberkolusis karena dari 3 bulan tersebut Ny. E sering datang dengan keluhan
batuk dan mempunyai riwayat Tuberkolusis sebelumnya.
by.
Rino Irvan Satria, Amd.KL/ @ninox_irvan
maju terus program kesehatan lingkungan di Indonesia
BalasHapusya maju terus
BalasHapus