25 februari 2013
Mbokgek,usman, dan yuk utri
berangkat ke wongkodono pukul 7.00 WITA menggunakan perahu ketinting. Setelah
memulangkan pasien keracunan racun rumput, Saya dan fitri mempersiapkan
barang-barang yang akan kami bawa ke posyandu berserta vaksin. Pukul 09.00 WITA
kami sudah siap untuk berangkat ke posyandu, tiba-tiba ada bapak yang
mengatakan istrinya akan melahirkan. Mendadak saya dan fitri berbagi tugas,
fitri mengantar vaksin ke kalora dan puroo, agar staf puskesmas lindu tetap bisa melakukan posyandu bersama
kader-kader. Sedangkan saya menuju anca dan siap dengan alat perang (partus set
dan obat-obatan), berjaga-jaga bila pembukaan sudah lengkap.
Sesampainya
dirumah pasien, ternyata masih pembukaan 4, akhirnya saya membujuk ibu hamil
tersebut untuk melahirkan dipuskesmas. Memang di Lindu susah sekali untuk
mengajak masyarakat menggunakan tempat pelayanan kesehatan a.k.a puskesmas. Ada
yang merasa lebih nyaman melahirkan di rumah, ada yang merasa takut menginap di
puskesmas karena bersebelahan dengan kuburan, dan sebagainya. Ibu hamil
tersebut sempat ragu untuk melahirkan dipuskesmas, namun saya mencoba memberi
penjelasan kepada suaminya, suaminya sangat kooperatif dan menyutujui saran
saya. Akhirnya kami bergerak ke puskesmas.
Sesampainya dipuskesmas saya
dibantu aghi, perawat puskesmas yang juga keluarga dari pasien, dan fitri yang
baru datang dari posyandu. saat perjalanan dari desa puroo menuju puskesmas, fitri sempat jatuh dari motor. setelah menempatkan ibu hamil tersebut di ruangan, observasipun dimulai, Kontraksi semakin sering. akhirnya jam 12.00 WITA, bayi
perempuan yang merupakan anak kedua pasutri ini lahir. Fitri kebagian perawatan
bayi, saya mengurusin ibu, 10 menit kemudian plasenta lahir, tidak ada ruptur
perineum, hanya 4 jahitan di labia minora.
Persalinan kali ini adalah kedua kalinya partus yang kami tangani di puskesmas. Namun masih banyak ibu hamil di Lindu, bahkan beberapa ada ibu hamil dengan risiko tinggi (RESTI). Kami sudah menyarankan BUMIL RESTI untuk melahirkan di Palu, namun sebagian menolak karena alasan biaya, padahal kami sudah menjelaskan persalinan gratis dengan Jampersal, Jamkesda, dan Jamkesmas. Ada juga yang melahirkan di Dukun beranak, terutama di dusun sulit di seberang,sering kami menyarankan ibu hamil untuk melahirkan di petugas kesehatan saat mereka melakukan pemeriksaan kehamilan/ antenatal care. semoga dengan adanya persalinan di Puskesmas kali ini, bumil banyak yang melahirkan di Puskesmas. Karena di Lindu ini kabar cepat sekali beredar :)
Partus pertama yang saya toong di Lindu |
bayi perempuan dengan berat 3,1 Kg, Panjang badan 58 cm |
puskesmaspun jadi ramai malam itu, banyak keluarga pasien yang menginap disana, bahkan menyalakan api unggun dan bermain gitar.
keluarga yang menunggu |
dikurung duu ya dek, banyak nyamuk |
api unggun yang dibuat oeh keluarga pasien |
bermain gitar meramaikan suasana puskesmas yang sebelahan sama kuburan |
cininta, kakak bayi ini bermain kartu hahaha# jangan ditiru ya adek2 |
bubye.
dr. Darsuna Mardhiah
Pencerah Nusantara Lindu Batch I
Memang bisa ya puskesmas disana jadi tempat main gitar dan kartu.......
BalasHapus