Bulan
Desember adalah bulan yang dinanti oleh penganut Nasrani dikarenakan di
dalamnya terdapat Hari Raya Natal yang mana hari besar untuk penganut Nasrani.
Di waktu Natal itulah semua keluarga berkumpul bertemu dengan saudaranya dan
pulang ke tanah kelahiran masing-masing. Semua orang sibuk membuat kue untuk
persiapan menyambut Natal. Walaupun haraga-harga barang naik tetapi tak
menyurutkan semangat untuk menjamu tamu yang datang ke rumah mereka. Kesibukan
Natal juga dilakukan oleh petugas Puskesmas Lindu yang kebanyakan adalah
Nasrani. Tak seramai di bulan sebelumnya petugas hadir. Banyak juga yang memulai
panen di bulan ini dengan harapan akan ada tambahan uang dalam persiapan Natal.
Meskipun demikian kondisi ini tak juga menjadi masalah berarti karena petugas
yang Muslim lah yang memback up untuk
stand by di puskesmas selama bulan Desember
ini. Ternyata memang komunikasi yang terjalin antar mereka begitu baik. Di mana
ketika yang satu merayakan hari raya yang satu menggantikan waktu jaga di
puskesmas. Sehingga pelayanan di puskesmas tidak terganggu dan berjalan seperti
biasanya. Berdampak juga dengan
posyandu yang berjalan di 11 dusun. Komitmen yang dilakukan oleh petugas
pemegang posyandu yaitu Perawat Marice yang akan memulai mudik nya setelah
rangkaian posyandu selesai patut diacungi jempol. Seperti biasa posyandu
diawali oleh Dusun Wongkodono.
Jauh hari surat telah kami kirim ke Kepala Dusun
untuk memberitahu bahwa posyandu diadakan di hari minggu serta akan diadakanya
penyuluhan di gereja. Persiapan telah kami lakukan dan bersama Perawat Marice
kami berangkat ke Wongkodono. Dijoki kapal oleh Om Nasution kami meluncur
menyeberangi Danau Lindu. Sampai di sana belum terlihat jemputan ojek yang kami
pesan. Kami berdiskusi dan memutuskan berjalan sambil menunggu ojek. Hari ini
cuaca cerah dan jalan pun tak terlalu becek sehingga kaki aman dari lumpur. Air
kuala pun tak terlalu tinggi untuk dijejaki langkah kaki. Di kiri dan kanan
terhampar sawah yang luas. Berjalan dan terus berjalan kami pun sampa tiba di
jembatan teduh di dalan hutan. Kami putuskan beristirahat sebentar untuk
menenggak air minum. Sekedar melepas lelah tak lama kami melanjutkan
perjalanan. Selesai melewati hutan masuklah kami ke kampung. Sampai di rumah
Kadus ternyata gereja belum selesai sehingga belum ada yang bisa jemput. Segera
kami persiapkan posyandu dan penyuluhan di gereja. Selesai gereja kader datang
dan dimulailah posyandu serta puskesmas keliling. Perawat Marice membagi tugas
dan peran seperti pengobatan, ANC, dan imunisasi sementara kader menjalankan
fungsi 5 meja.
Imunisasi yang dilakukan perawat Marice |
Pada posyandu kali ini terdapat 2 ibu hamil yang masih muda dengan hamil pertama. Bidan Yunita pun melakukan ANC serta penyuluhan tentang ASI Eksklusif serta tanda bahaya kehamilan trimester III. Promkes ini begitu penting untuk memberi edukasi kepada masyarakat dalam hal ini ibu hamil untuk mengerti tentang kondisi tubuhnya. Diharapkan dengan adanya promosi kesehatan klien bertambah pengetahuannya serta perilaku yang muncul pun ada perubahan.
Bidan Yunita dalam memberikan promkes tentang Asi Eksklusif dan tanda bahaya TM III |
Kehamilan keduanya yang sama-sama memasuki masa persiapan menyambut sang bayi. Dengan adanya promkes klien juga menjadi lebih siap dalam mempersiapkan persalinan meliputi tempat, penolong, dana dan tak kalah penting adalah ASI sehingga ketika IMD sudah ada ASI keluar. Sebagai bukti bahwa ibu mengerti adalah adanya evaluasi di akhir dengan ibu mengulang apa yang sudah disampaikan. Keduanya cukup mengerti apa yang sudah disampaikan dan bersedia untuk segera ke tenaga kesehatan apabila mengalami kondisi membahayakan yang tadi disebutkan.
Promkes Persiapan Persalinan oleh Bidan Yunita |
Dalam
posyandu kali ini banyak kami temukan masyarakat yang sakit bisul. Beberapa
sudah tertangani tetapi beberapa belum karena letak yang tersembunyi dan masih
malu untuk berobat. Dari hal ini kami melihat bahwa PHBS(Perilaku Hidup bersih
dan Sehat) masih membutuhkan perhatian di dusun Wongkodono. Melihat kondisi
demikian Perawat Marice mendiskusikan dengan kami bahwa dusun ini akan menjadi
perhatian untuk tingkat kebersihan agar tidak timbul lagi penyakit kulit yang
disebabkan kurang menjaga kebersihan tubuh. Kepulangan kami diantar oleh ojek
profesional hingga bibir danau. Rasa lelah berjalan seolah terobati dengan
respon baik yang ditunjukan masyarakat terhadap posyandu.
~Yunita Nur Rohmawati,SST~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar