Sore
hari, tim Pencerah Nusantara kedatangan seorang ibu dengan membawa anak remaja
nya. Anak berumur 13 tahun ingin memeriksakan diri dengan keluhan seperti
mengganjal pada perut bagian bawah. Pemeriksaan dilakukan oleh tim Pencerah
Nusantara. Hasilnya remaja tersebut hamil. Tim PN memberitahu ke ibunya dan secara
spontan ibunya mengatakan bahwa si anak ini termasuk pendiam dan sering dirumah
sehingga beliau tidak yakin anaknya bisa hamil di usia muda karena belum
menikah. Kasus ini adalah satu kasus yang pernah ditemui oleh Tim Pencerah
Nusantara. Oleh karena itu bertepatan dengan kegiatan promosi kesehatan
Puskesmas Lindu dan Pencerah Nusantara melakukan kegiatan rutin setiap bulannya
yaitu penyuluhan ke SMP Lindu. Tema kali ini mengenai Kesehatan Reproduksi dan
Kekerasan Seksual.
Siswi SMPN 1 Lindu memperhatikan dengan serius tema yang diberikan Ns.Nahla |
Kelas
dibagi menjadi dua yaitu kelas untuk siswi dan siswa. Kelas siswa di fasilitasi
oleh Ns.Rezi dan kelas untuk siswi di fasilitasi oleh Ns. Nahla. Kegiatan tersebut
diawali dengan review materi tentang kesehatan reproduksi yang pernah didapat.
Hampir seluruh siswa dan siswi mengetahui perubahan normal pada remaja baik
secara fisik dan psikologis. Setelah itu fasilitator mengajak siswa ke materi
mengenai kekerasan seksual. Kekerasan seksual terjadi karena ada orang-orang
yang sudah terpengaruh oleh pornografi sehingga melakukan tindakan jahat pada
orang lain. Tindakan tersebut membuat tidak nyaman. Hal ini dikarenakan tubuh
kita sendiri adalah milik kita sepenuhnya. Ns. Nahla dan Ns. Rezi memberikan
pemahaman bahwa ada bagian tubuh yang boleh disentuh, membingungkan, dan tidak
boleh. “Semua bagian tubuh kita yang
diwarnai merah digambar adalah tidak boleh disentuh”.
Keseriusan siswa memudahkan Ns.Rezi dalam memberikan pemahaman |
Siswi tetap fokus mendengarkan Ns.Nahla |
Ns. Nahla dan Ns. Rezi
juga menekankan pentingnya untuk menggunakan perasaan bahwa diri sendiri harus
dijaga dan yang menjaga bukan orang tua saja tetapi diri sendiri. Setelah itu
siswa diajak berdiskusi mengenai pornografi dan dampaknya “Otak kita memiliki perpustakaan agar kita dapat mengingat, jika seseorang
terpapar pornografi maka perpustakaan tersebut akan digantikan oleh
perpustakaan pornografi, akibatnya otak menjadi tidak konsentrasi”.
Setelah berdiskusi
tentang materi dan tanya jawab, siswa dan siswa diajak untuk membuat komitmen
bersama di secarik kertas. “Kami Siswi SMP Lindu adalah Remaja Sadar Kesehatan
Reproduksi dan Anti Kekerasan Seksual”. Komitmen tersebut ditempel pada tempat
yang selalu mereka kunjungi yaitu perpustakaan.
Siswi menandatangani Komitmen No Pornografi & Aksi Kekerasan Seksual |
Selanjutnya acara
ditutup dengan berfoto bersama!
Salam Lindunesia!
~ Ns.Nahla Jovial Nisa, S.Kep~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar