Sabtu, 03 Januari 2015

Remaja Sadar Kesehatan Reproduksi dan Anti Kekerasan Seksual


Sore hari, tim Pencerah Nusantara kedatangan seorang ibu dengan membawa anak remaja nya. Anak berumur 13 tahun ingin memeriksakan diri dengan keluhan seperti mengganjal pada perut bagian bawah. Pemeriksaan dilakukan oleh tim Pencerah Nusantara. Hasilnya remaja tersebut hamil. Tim PN memberitahu ke ibunya dan secara spontan ibunya mengatakan bahwa si anak ini termasuk pendiam dan sering dirumah sehingga beliau tidak yakin anaknya bisa hamil di usia muda karena belum menikah. Kasus ini adalah satu kasus yang pernah ditemui oleh Tim Pencerah Nusantara. Oleh karena itu bertepatan dengan kegiatan promosi kesehatan Puskesmas Lindu dan Pencerah Nusantara melakukan kegiatan rutin setiap bulannya yaitu penyuluhan ke SMP Lindu. Tema kali ini mengenai Kesehatan Reproduksi dan Kekerasan Seksual.
Siswi SMPN 1 Lindu memperhatikan dengan serius tema yang diberikan Ns.Nahla

Kelas dibagi menjadi dua yaitu kelas untuk siswi dan siswa. Kelas siswa di fasilitasi oleh Ns.Rezi dan kelas untuk siswi di fasilitasi oleh Ns. Nahla. Kegiatan tersebut diawali dengan review materi tentang kesehatan reproduksi yang pernah didapat. Hampir seluruh siswa dan siswi mengetahui perubahan normal pada remaja baik secara fisik dan psikologis. Setelah itu fasilitator mengajak siswa ke materi mengenai kekerasan seksual. Kekerasan seksual terjadi karena ada orang-orang yang sudah terpengaruh oleh pornografi sehingga melakukan tindakan jahat pada orang lain. Tindakan tersebut membuat tidak nyaman. Hal ini dikarenakan tubuh kita sendiri adalah milik kita sepenuhnya. Ns. Nahla dan Ns. Rezi memberikan pemahaman bahwa ada bagian tubuh yang boleh disentuh, membingungkan, dan tidak boleh. “Semua bagian tubuh kita yang diwarnai merah digambar adalah tidak boleh disentuh”.
Keseriusan siswa memudahkan Ns.Rezi dalam memberikan pemahaman
Siswi tetap fokus mendengarkan Ns.Nahla


Ns. Nahla dan Ns. Rezi juga menekankan pentingnya untuk menggunakan perasaan bahwa diri sendiri harus dijaga dan yang menjaga bukan orang tua saja tetapi diri sendiri. Setelah itu siswa diajak berdiskusi mengenai pornografi dan dampaknya “Otak kita memiliki perpustakaan agar kita dapat mengingat, jika seseorang terpapar pornografi maka perpustakaan tersebut akan digantikan oleh perpustakaan pornografi, akibatnya otak menjadi tidak konsentrasi”. 
Setelah berdiskusi tentang materi dan tanya jawab, siswa dan siswa diajak untuk membuat komitmen bersama di secarik kertas. “Kami Siswi SMP Lindu adalah Remaja Sadar Kesehatan Reproduksi dan Anti Kekerasan Seksual”. Komitmen tersebut ditempel pada tempat yang selalu mereka kunjungi yaitu perpustakaan.
Siswi menandatangani Komitmen No Pornografi & Aksi Kekerasan Seksual
Siswa menandatangani Komitmen No Pornografi & Aksi Kekerasan Seksual
Selanjutnya acara ditutup dengan berfoto bersama!
Salam Lindunesia!
~ Ns.Nahla Jovial Nisa, S.Kep~



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar