Penggunaan Narkotika, Psikotropika dan
Bahan Adiktif lainnya yang populer disebut dengan NAPZA, dewasa ini banyak
digunakan oleh berbagai golongan masyarakat tanpa pengawasan medis dan di luar
dosis yang ditetapkan seperti remaja yang ada di Kecamatan Lindu. Panggil saja
Deni (nama samaran). Wawancara bersama warga, deni sering mengkonsumsi
obat-obatan yang memang dia beli sendiri dari pengedar yang berada disekitar
Kec. Lindu. Remaja berumur 18 tahun ini, telah lama mengkonsumsi narkoba.
Wawancara dengan teman Deni, “dulunya,
dia hanya ingin mencoba-coba saja obat yang ditawarkan teman sekampung. Memang
ini ajalnya dia.” ujarnya. Deni meninggal Bulan Desember 2014 lalu.
Tim Pencerah tidak mengetahui secara
pasti kematian dari Deni. Deni yang tinggal di salah satu dusun sulit di Kec.
Lindu ini, meninggal akibat sakau didalam kamar. “Dia menjerit meminta obat itu, marah, memukul-mukul kepala ke dinding
kamar sampai tidak sadarkan diri!.” ujar Perawat Selfi pemegang wilayah
Desa Olu. Perawat Selfi mengatakan bahwa sampai di rumah Deni, ia sudah
terkapar, tubuh sudah dingin dan tidak bernafas. Perawat Selfi mengakui akses
di Desa Olu sangat sulit, jauh dan rumah warga terpencar bahkan ada tinggal di
tengah hutan.
Mengingat adanya penyalahgunaan NAPZA yang
dapat menimbulkan masalah fisik dan psikologis, tim Pencerah melalukan promosi
kesehatan ke remaja-remaja Kec. Lindu. Pelaksanaan di awali pada remaja di SMP
Negeri 1 Lindu.
Ns. Rezi memberikan materi NAPZA |
Siswa SMP 1 Lindu mendengarkan dengan antusias |
Ns. Rezi memberikan apresiasi kepada siswa yang bertanya |
Ns. Rezi memberi nasehat kepada Siswa |
Rasa ingin tahu melekat pada benak remaja SMP Lindu. Banyak pertanyaan yang dilontarkan mereka. Bahkan dengan guru-guru yang mengikuti penyuluhan kesehatan ini. Selanjutnya, SMP Maradindo yang terletak diseberang Danau Lindu.
Siswa SMP Maradindo mendengarkan dengan antusias |
Ditengah penyuluhan, Ns.Rezi menyuruh
remaja untuk merenung sejenak tentang “sejauh
mana akibat Napza muncul baik pada diri sendiri, keluarga bahkan masyarakat
sekitarnya”.
Mereka tahu akibat yang muncul pada diri
mereka, keluarga bahkan orang-orang sekitar mereka. Di akhir sesi ada beberapa remaja yang ingin
bertanya secara pribadi bersama Ns. Nahla. Konsultasi kesehatan tentang Napza,
ditawarkan oleh Ns.Nahla. Pertanyaan juga bertubi-tubi dijawab oleh Ns.Nahla. Menutup akhir sesi, tidak lupa kami berfoto
ria. Ciiiss..!!
Mengingat akan kematian itu pasti datang,
menyadarkan manusia akan betapa fananya dunia ini. Sehingga membuat diri
berhitung, “Sudah cukupkah bekal untuk ke akhirat yang abadi?”.
~Ns. Rezi Mawaldi, S.Kep, CBWC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar