Tengah malam kami PN-3
sedang terlelap tidur, 2 orang
bapak-bapak mengetuk pintu depan rumah kami. Kami terbangun dan membuka pintu, dengan mata masih mengantuk
mereka berdua menyampaikan bahwa ada ibu yang butuh pertolongan persalinan
sambil membawa sebuah kertas yang bertuliskan pesan memohon bantuan dari Bidan
Rahel (bidan Desa
Puro’o). Cepatlah kami
mengecek tas emergency yang telah kami siapkan, obat-obatan termasuk alat dengan
kondisi kelopak mata sulit membuka lebar
kami gotong royong mengeceknya. Bergegaslah
menuju rumah pasien, disana ternyata Bidan
Rahel telah menanti
kedatangan kami dan menceritakan
riwayat kesehatan ibu dengan melihatkan buku KIA.
Bidan Rahel
juga telah menganjurkan kepada keluarga untuk melalakukan persalinan di Rumah
Sakit Tora Bello Kab. Sigi. Namun, sebelum hari keberangkatan tanda-tanda
persalinan telah muncul.
Memang
benar-benar di uji kesabaran kami, saat kami datang sang ibu masih berdiri tegak sambil sesekali
merintih kesakitan. Kami memaklumi kondisi ini karena riwayat persalinan
sebelumnya kurang lebih 8 tahun yang lalu dengan sectio caesarea. Hingga pukul 4 pagi belum ada
kemajuan persalinan barulah kami memberikan obat-obatan dan satu jam kemudian kontraksi ibu semakin kuat. Meskipun
begitu proses persalinan masih sulit dan cukup lama, mungkin hal ini salah satu
penyebab mengapa persalinan sebelumnya dengan SC. Dengan penuh kesabaran dan
keyakinan serta support sepenuhnya kepada ibu, akhirnya lahirlah bayi laki-laki
dengan berat 2,9kg dan panjang badan 50cm.
Bidan Rahel melakukan Perawatan Tali Pusat pada Bayi |
Bidan
Rahel merasa lega setelah membantu
persalinan ini, karena belum pernah beliau membantu persalinan normal dengan
riwayat SC sebelumnya. Dengan adanya kasus ini semakin kuat kami PN-3 untuk
melaksanakan program kerja “Penyegaran – Hari Terampil” yang nantinya
penyegaran tersebut dapat sustained
untuk jangka panjang, tentunya mengenai kasus emergency pada persalinan. Berbekal pelatihan di FK-UI
RSCM Jakarta dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya di Kecamatan
Lindu. Semoga kasus ini
menjadi semangat kami sebagai Pencerah Nusantara III yang benar-benar mencerahkan
dikemudian hari di Lindu.
Salam Lindunesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar