Hari ini adalah hari nyepi. Karena
menghargai kerukunan umat beragama, kamipun mengikhlaskan dr.Agung yang
beragama hindu untuk pergi merayakan nyepi di Palu. Ternyata hari ini kami tidak bisa ‘nyepi’ karena ternyata
kegiatan hari itu padat banget.
Siang menjelang sore ini
berencana membuat stik pisang karena belum makan siang, saat saya dan usman hendak
ke warung, tiba-tiba datang
segerombolan
ojek membawa tamu, yang ternyata rombongan dr. Mongi, Kepala UDD PMI Sulawesi
Tengah, bersamaan dengan itu datang warga yang menjemput kami untuk membantu
persalinan di Wongkodono. Belum sempat menjamu dr. mongi masuk ke rumah kami,
kami harus segera mencari transportasi ke wongkodono yang ada diseberang danau.
Sayapun memohon maaf kepada beliau, dan berjanji akan menemui beliau malam ini
di rumah kepala UPTD Lindu,pak maklon di Langko.
Kami langsung berbagi tugas,
fitri mempersiapkan peralatan yang akan dibawa. Saya dan usman mencoba
menghubungi wongkodono dengan radio panggil di rumah ibu hj patimah, yang ternyata
tidak bisa terhubung. Pilihan transportasi ke wongkodono ada 2 cara, lewat air
dengan menyebrang danau, yang lebih aman, namun tidak ada yang menjemput di
dermaga karena radio panggil tidak menjawab, sehingga kami harus berjalan kaki
3-4 KM yang akan menghabiskan waktu, dan cara lainnya yaitu lewat gunung, yang
kami belum pernah jalani namun dengan konsekuensi lebih berbahaya,karena medan
jalan yang sangat jelek. Pilihan yang paling mungkin kami pilih adalah lewat
gunung, namun tampak mustahil karena yang menjemput hanya 1 motor, hanya fitri
dan usman yang bisa ikut, yuk utri standby di rumah bersama bu ida. usman yang
tidak tahu kondisi jalan kesana, membuat kami sempat ragu untuk lewat gunung.
Tetapi waktu terus bergulir, jalan ke gunungpun kami pilih.
Memilih jalan lewat gunung ini
benar-benar luar biasa, jalannya benar-benar kecil, dengan tikungan tajam yang
membuat pengendara jatuh ke jurang karena tidak tahu medan. Fitri dan usman
beberapa kali terjatuh dari motor. Dengan dipandu warga wongkodono tersebut
usman berhati-hati menyusuri jalan, karena tanjakan yang tinggi, yang membuat
setengah perjalanan mendorong motor,karena motor tidak kuat mendaki tanjakan
yang tinggi. wah benar-benar dasyat dah perjalanannya dibandingkan perjalanan
ke dusun sulit lainnya.
|
mpit mendorong motor yang dibawa usman saat melewati kuala/kali |
|
usman menyebrang kuala, ini jalan masih bagus, jalan jeleknya g sempat difoto, karena takut jatuh |
|
mpit kena lumpur saat mendorong motor yg dibawa usman |
|
melewati pohon Jatuh dengan motor sudah biasa di Lindu |
Sesampainya disana, kami
berbincang-bincang dengan dokter mongi. Beliau banyak bercerita tentang
pengalamannya menjadi dokter saat lindu masih menggunakan kuda sebagai
transportasi, bahkan harus berjalan kaki. Kamipun memperkenalkan diri sebagai
Pencerah Nusantara yang sudah 5 bulan tinggal di Lindu. Beliau banyak bercerita
masa-masa ketika beliau menjabat sebagai kepala dinas kabupaten donggala, yang
dulu memiliki wilayah yang sangat luas yang sekarang sebagian daerahnya sudah
menjadi kabupaten sendiri, seperti parigi moutong, sigi, dll. Dalam pertemuan
ini kami mengadvokasikan agar seluruh warga lindu bisa diperiksa golongan
darahnya, dan kami siap membantu bila harus memeriksakan golongan darah bersama
PMI, beliau menyambut baik hal itu, beliau memang berencana merekrut staf
puskesmas lindu untuk magang di PMI selama 3 bulan, dan staf yang magang inilah
yang nanti bertugas memeriksa golongan darah dan memelakukan kegiatan donor
darah di Lindu. Beliau sempat menghitung kebutuhan darah untuk wilayah lindu
sekitar 80 kantong darah/tahun. Selama ini setiap kami merujuk pasien dengan
indikasi operasi selalu mengajak keluarga kandung pasien untuk ikut bersama
pasien tanpa tahu golongan darahnya. Mungkin dimasa yang akan datang warga
lindu memiliki kemudahan saat harus mentransfusi darah.
Tak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 23.00, kamipun pamit pulang.
salam,
dr. Darsuna Mardhiah
Pencerah Nusantara Lindu Batch I
Luar biasaa.....gak semua orang bisa melewati jalanan rusak kyk gitu
BalasHapusWe're proud to all LINDU TEAM
Salam sayang kangen tuk semua yang ada disana
Semoga kalian semua sehat :)