Adalah menjadi hal yang wajib dibawa oleh masyarakat Lindu
terutama laki-laki menyematkan parang bersarung di pinggangnya. Setiap kali
melangkahkan kaki keluar rumah, parang tak pernah tertinggal untuk dibawa.
Mayoritas pencaharian masyarakat yang bertani dan berkebun menjadikan parang
adalah suatu hal yang sangat berguna, untuk menebas rumput-rumput liar ataupun
menebang cabang-cabang pohon yang kiranya menghalau jalaan ataupun sudah
terlalu panjang. Parang juga mereka gunakan untuk kerja ikan, membersihkan
sisik ikan, membelah perut untuk kemudian mengeluarkan isi
perutnya. Parang juga bisa digunakan untuk menebang kayu sebagai kayu api untuk
memasak. Bisa dibayangkan setajam apa parang yang mereka miliki.
Salah seorang warga dengan santai memotong kukunya menggunakan parang di atas kapal |
Tanpa ragu menggunakan tajamnya parang untuk memotong kuku |
Selain yang tersebut di atas ternyata masyarakat ada yang
menggunakan untuk hal yang kurang lazim digunakan. Seorang laki-laki memotong
kukunya menggunakan parang yang ukurannya sedang. Terlalu berlebihan rasanya
kuku yang sekecil itu dipotong dengan parang, dengan pisau pun itu belum pernah
ditemui. Hal tersebut kami dapati ketika menyeberang ke desa Olu. Dengan santai
sambil bersiul, laki-laki tersebut dengan santai memotong kukunya yang memang
sudah panjang satu demi satu.
Melihatnya saja sudah ngeri, bagaimana kalau nanti tidak sengaja salah potong malah jarinya yang terpotong. Laki-laki tersebut hanya tersenyum ketika kami tercengang melihat dia memotong kuku. Kami pun iseng bercanda dengan laki-laki tersebut dan berkata “Apa jangan-jangan orang Lindu potong rambut dengan menggunakan parang”. Mendengar perkataan tersebut ternyata laki-laki tersebut menjawab, “Bisanya memang begitu apalagi kalau tiada gunting di rumah, parang pun jadi.” Kami semakin terheran dengan masyarakat Lindu ini.
Melihatnya saja sudah ngeri, bagaimana kalau nanti tidak sengaja salah potong malah jarinya yang terpotong. Laki-laki tersebut hanya tersenyum ketika kami tercengang melihat dia memotong kuku. Kami pun iseng bercanda dengan laki-laki tersebut dan berkata “Apa jangan-jangan orang Lindu potong rambut dengan menggunakan parang”. Mendengar perkataan tersebut ternyata laki-laki tersebut menjawab, “Bisanya memang begitu apalagi kalau tiada gunting di rumah, parang pun jadi.” Kami semakin terheran dengan masyarakat Lindu ini.
Yunita
Junior
Bidan
Pencerah Nusantara 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar