Lembosa
merupakan salah satu dusun di desa Olu. Butuh perjuangan untuk bisa menjangkau Lembosa.
Mula-mula kami melewati hamparan sawah yang ditanami padi. Melewati jalan
setapak yang becek dan licin. Lalu melewati kebun cokelat yang panjang di kanan
kiri jalan.
Sesekali kami
menemui pondok-pondok di tengah kebun cokelat yang sengaja dibangun si empunya
kebun supaya ada tempat berteduh dan istirahat saat lelah bekerja. Tidak jarang
mereka juga bermalam di pondok-pondok itu.
Mayoritas
penduduk Lembosa adalah pendatang yang berasal dari Sulawesi Selatan. Hampir
semuanya adalah suku Bugis. Mulanya Lembosa hanya ditinggali beberapa orang
saja, kemudian seiring berjalnnya waktu, semakin banyaklah penduduk di dusun
tersebut.
Masyarakat Lindu
lazim menyebut orang-orang Bugis ini dengan pendatang dari ‘selatan’. Tidak
hanya di Lembosa saja, di dusun-dusun lain juga ada banyak pendatang dari
selatan, seperti di Kanawu Bawah, Kanawu Atas, Sangali, dan Tomado. Mereka
terkenal sebagai pekerja ulung, membuka lahan, memulai semuanya dari nol hingga
bisa berhasil dan meningkat taraf hidupnya. Meski secara ekonomi sudah relatif
mapan, namun akses pendidikan masih sangat sulit. Hanya ada satu SD kelas jauh
di Lembosa yang memiliki 3 ruang kelas yang dipergunakan untuk murid kelas 1
sampai 6.
Demikian juga
dalam hal kesehatan, tim Pencerah Nusantara Lindu tidak bosan-bosannya
melakukan intervensi bagi warga Lembosa. Mulai dari kesadaran untuk menjaga
kebersihan diri, kesadaran untuk datang posyandu, untuk memeriksakan kehamilan,
untuk mengimunisasikan bayinya, untuk memberikan ASI eksklusif, untuk
memberikan gizi seimbang, untuk memanfaatkan layanan kesehatan di puskesmas
untuk persalinan, dan sebagainya.
Masjid An Nur di Dusun Lembosa |
Jalan menuju Lembosa |
Promosi kesehatan ke SD Kelas Jauh Lembosa |
Bersama murid SD Kelas jauh Lembosa, usai promkes |
Pemandangan sepanjang jalan menuju Lembosa |
Pondok yang dibangun di tengah sawah |
Rahma Isna Saidah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar