sore itu tiba-tiba surat dari Kepala Puskesmas Lindu, Pak Arwin datang. seperti biasa komunikasi
kita lewat tukang ojek yang merangkap seperti tukang pos. surat pak arwin berisi bahwa pemenang lomba
penyuluhan di SMP besok ditunggu pak arwin dibawah (sadaunta) untuk mengikuti
lomba Penyuluhan Schistosomiasis di dinas Kesehatan Provinsi. Wah.. benar-benar
mendadak, untung hari minggu lalu kami sempat mengundang rani ke rumah, dan saya mengajarkan lebih detail
tentang schistosomiasis, dan saat itu penguasaan materi rani sudah sangat baik. Walau rani yang paling muda dikelasnya,namun rani merupakan juara I di Kelas 2 SMP3 Kulawi/ SMP 1 Tomado, sehingga kepintarannya tidak diragukan lagi.
sore menjelang magrib di hari itu
saya dan usman menjemput rani di rumahnya, di desa anca dan menemui pihak
sekolah,wakil kepala sekolah untuk memberi kabar dan menanyakan adakah yang
bisa mendampingi rani turun minimal sampai sadauta kalau perlu hingga Palu.
Tampaknya tidak ada guru yang bisa, namun wakil kepala sekolah berjanji besok
ada ojek yang mengantarkan rani hingga sadaunta. Pukul 6.00 WITA
mpit sedang melatih rani menyuluh |
Karena waktu sangat mepet, Rani
dilatih oleh mpit dan yuk utri, untuk menyuluh, sedangkan saya dan usman
membantu membuat media edukasi, menggunakan barang-barang seadanya, hingga
beras,merica dan daun2 kering didepan rumah digunakan. Rani membantu memberi
Ide apa yang harus dimasukkan kan ke dalam media edukasi, yaitu siklus
Schistosomiasis.
saya dan usman sedang membuat media edukasi untuk penyuluhan rani |
usman serius banget jadi asisten |
akhirnya media edukasinya jadi :) |
media edukasi schistosomiasis yang dibuat dadakan |
Rani memang sudah sangat matang
soal materi schistosomiasis, dia benar-benar layak jadi juara dan menjadi duta
schistosomiasis ke Jakarta. Rani pulang dari rumah kami pukul 21.00. usman dan
fitri mengantarkannya pulang. Saya dan yuk utri masih lanjut mengerjakan media
edukasi, hingga usman dan fitri pulang, kami baru menyelesaikan media edukasi
pukul 23.00.
Pagi itu pukul 6.00 kurang 15
menit kami pergi ke rumah Rani, mengecek apakah ada yang mengantarkannya turun
ke bawah, rani sudah mandi dan siap dengan perlengkapannya untuk dibawa ke
Palu, namun belum ada tanda-tanda ojek kiriman pihak sekolah. Dirumah rani
tidak ada motor karena ayah rani sedang turun ke Palu. Saya dan usman sepakat
meminjamkan motor dinas kami untuk dibawa oleh kakak rani. Sebelum berangkat
ibu rani menyuruh rani meminum obat muntah, rani punya kebiasaan muntah bila
berpergian jauh. Kami hanya bisa berdoa semoga acara lomba diadakan disiang
hari, supaya efek mengantuk dari obat muntah tersebut sudah hilang, dan tidak
mengganggu stamina rani saat lomba.
Regards,
Dr. Darsuna Mardhiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar