25 Desember 2012
Apa sih Pesiar natal? Pesiar
natal di Lindu itu bukanlah menaiki kapal pesiar keliling danau Lindu seperti
titanic yang karam di samudra atlantik itu, bukan juga kapal pesiar cruise yang mewah
yang akan mengantarkann anda keliing dunia, tetapi pesiar yang artinya melakukan
kunjungan ke rumah-rumah di hari natal dan tahun baru.
Sebagai pendatang baru di Lindu
jelas kami harus berkunjung ke beberapa rumah warga di Lindu, terutama tokoh
masyarakat, tokoh agama disana, juga rumah staf puskesmas Lindu selain karena
diundang langsung, bahkan dijemput langsung sama pemilik rumah.
Pagi itu pukul 10.00, aghi,
perawat puskesmas Lindu menjemput kami dengan 2 motor bersama suaminya,
kemudian usman membonceng kami bolak-balik di Desa anca. Kami dihidangkan
makanan khusus yang dimasak oleh warga muslim di Tomado, orangtua aghi sengaja
memesan makanan yang jumlahnya banyak tersebut karena kami mayoritas muslim,
sedangkan mbokgek sudah disiapkan sop B2 yang haram untuk muslim. Mbokgek
benar-benar melepas rindu makan daging B2 karena sejak tinggal di Lindu tidak
pernah makan B2.
mbokgek menyantap daging B2 |
Makanan yang dipesan khusus untuk kami dari kampung arab di tomado |
foto bersama aghi dan keluarganya |
Kenyang di rumah aghi, kami
lanjut ke rumah pak amos, pensiunan pegawai laboratorium schistosomiasis dan
bendahara puskesmas, maksud hati hanya mampir sebentar karena perut sudah
kenyal POLL, ternyata kami malah disuruh makan, kami menolak secara halus
karena perut sudah terlalu kenyang, namun dengan becanda pak amos bilang nanti
kami akan terkena hukum adat kalau tidak makan di rumahnya, akhirnya kami makan
juga..hahahaha. ternyata ada telor ikan dan es timun, wah dengan senang banget
bisa ketemu telor ikan ini, karena di Lindu kami hanya makan ikan mujair dan
telor ayam saja, kadang-kadang makan ayam bila pulang dari palu. Setelah makan
kami disuguhkan susu, kue kering dan bolu. Tambah kenyang cetar
membahana*istilah baru dari syahrini yang kami telat ketahui karena tidak bisa
nonton tivi.
Dari rumah pak Amos, kami lanjut
ke rumah opa john lock, tetua adat di Lindu, disini kami di jamu kue kering dan
susu lagi. Susu adalah makanan yang sudah ditradisikan untuk disajikan kepada
warga Lindu, katanya kalau pendatang tidak dijamu dengan susu. Berarti kami
sudah dianggap warga Lindu dong, bukan pendatang baru lagi :). Di rumah opa
john lock ini kami berkenalan dengan anaknya yang dulu pernah tugas menjadi
bidan desa anca, dan juga bertemu pak pendeta dan ibu pendeta berpangkat kapten
dari gereja anca. Di rumah ini kami juga bertemu mantan camat Lindu dan pak
afrizon yang mengajak kami menonton pertandingan bola kaki persahabatan di lapangan
desa anca.
Setelah pulang dari rumah opa
John Lock, didepan rumahnya kami dihadang oleh warga yang mengatakan bahwa tadi
bidan rahel datang kesini, dan mengatakan akan menunggu kami di rumah. Rencana
menonton bolapun dibatalkan, dan perasaan jadi dag-dig dug nih, ada apa ya,
jangan-jangan pasien partus macet lagi, tapi masih berpikiran positif mungkin
bukan pasien gawat, karena bidan rahel tidak masuk ke rumah opa john Lock untuk
memanggil kami. Saya diantar duluan oleh Usman, mbokgek menyusul diantar oleh
suami aghi. Dan sesampainya di rumah, bidan rahel masih setiap menunggu di luar
rumah sejak pagi tadi. Dan kabar baiknya, bidan rahel tidak membawa pasien,
tetapi membawa 1 rantang opor ayam dan buras ( sejenis lontong) untuk kami.
Terima kasih banyak untuk bidan desa puroo yang satu ini, dengan baiknya mau
mengantar makanan walau jauh dari puroo dengan jalan yang becek.
Setelah bidan rahel pulang, kami
masih melanjutkan pesiar natal ke tetangga terdekat kami, om pinus yang
merupakan pegawai laboratorium schistosomiasis. Disana kami bertemu pegawai
puskesmas yang lain, bidan sari, perawat selvi dan evi berserta anaknya yang
lucu dan menggemaskan bernama raihan. Disana kami mengobrol-ngobrol tentang
kebiasaan di Lindu untuk pesiar natal bersama-sama konvoi dari 1 rumah ke rumah
yang lain dari desa langko, lalu ke tomado, dan ke desa anca secara bergantian.
Namun karena gempa agustus lalu, banyak rumah yang rusak, maka para kepala desa
sepakat untuk tidak melakukan tradisi ini di tahun ini. setiap rumah yang kami
kunjungi juga menceritakan penyesalan mereka karena natal kali ini tidak ramai.
Sore itu di rumah om pinus, jaya
datang menjemput kami, jaya adalah teman kami yang merupakan pegawai dinas
pariwisata yang menjaga cottage di Kawasan Festival danau Lindu di pinggir
danau. Jaya sejak kemaren sudah mengundang kami untuk makan dirumah, namun
karena kami sudah kenyang sekali sore ini, maka kami mengatakan akan datang
malam hari ke rumahnya. Yah abis magrib jaya datang lagi menjemput, kami
dihidangkan banyak makanan yang dibuat oleh istri jaya. Daging sapi dan ayam,
beserta ikan menjadi santapan kami malam itu. Dan dirumah ini kami bertemu
kembali dengan om pinus yang merequest kopi susu, dan alhasil hari ini kami
meneguk cangkir susu ke-3.
hidangan makan malam di rumah jaya |
baju g diganti dari pagi hingga malam :) |
usman dan pohon natal di rumah jaya |
Usai jamuan di rumah jaya, kami
pergi ke rumah bapak kepala desa Tomado bersama Jaya. Di rumah pak Joseph ini
kami bertemu ibu fatimah dan kawan-kawannya dari kampung arab di Desa Tomado.
Disini kami bertemu anak yang sering belajar di rumah kami, sakinah. Sakinah
bercerita kalau jihan yang juga sering datang ke rumah, rangkingnya naik dari
ranking 10 menjadi ranking 3. Wah kami tambah semangat mau mengajarkan mereka
setiap hari minggu. sebelum kami pulang kami disajikan lagi susu di sini
sebagai cangkir ke-4 di hari ini.
Sekian dulu postingnya, nantikan
part II nya di pesiar tahun baru di Palu.
Selamat natal dan tahun baru buat
yang merayakan.
dr. Darsuna Mardhiah
Pencerah Nusantara Batch I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar