Salah
seorang dari teman kami yaitu drh.Rahma diminta untuk mengumandangkan adzan dan
iqomah pada bayi yang baru kami tolong bersama Perawat Agy,Perawat Puskesmas
Lindu. Ada kisah yang melandasi terjadinya hal tersebut. Pagi itu ketika kami
di puskesmas datang seorang laki-laki yang datang mengabari bahwa ada seorang
ibu yang melahirkan di kamar mandi. Sontak mendengar hal tersebut kami kaget dan
bergegas menuju rumah si ibu yang melahirkan. Bidan Yunita terlebih dahulu
datang dengan dibonceng naik motor sementara Perawat Agy berjalan dengan
drh.Rahma. Tak terlalu jauh berjalan karena masih di Desa Tomado, satu desa
dengan lokasi Puskesmas Lindu. Sampai di sana, kami dapati si ibu sudah
terbaring di kamar tidur dengan bayi yang keluar menangis kencang yang diselimuti
kain. Segera kami siapkan partus set, potong tali pusat dan penanganan BBL.
Bertiga kami berbagi tugas dimana Perawat Agy melakukan perawatan BBL sementara
drh.Rahma dan Bidan Yunita melakukan penanganan pada ibu berupa pengeluaran
plasenta. Akibat persalinan yang terjadi di tempat yang tidak semestinya, sang
ibu mengalami robekan pada perinium sehingga harus dilakukan penjahitan. Alhamdulillah
semua berjalan begitu lancar. Selesai tindakan kami pun segera membersihkan
alat dan bersih-bersih diri dari bekas darah yang tertempel. Kami pun menemui
ibu kembali untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini, hal ini tidak kami lakukan
ketika selesai melakukan pemotongan tali pusat dikarenakan kami ingin
memastikan bayi dalam kondisi baik dan tidak ada luka benturan. Sambil
melakukan IMD kami melakukan promosi kesehatan tentang ASI Ekslusif serta gizi
pada ibu nifas.
Promosi
kesehatan dilakukan sebagai bahan edukasi kepada masyarakat agar bertambah
pengetahuan sehingga muncul perubahan sikap positif dalam diri. Dari
perbincangan yang terjadi, tersebutlan sang Ibu untuk meminta kami
mengumandangkan adzan dan iqomah untuk bayinya. Kami pun kaget karena kami
mengira bahwa sang ibu non muslim karena di rumah memang terpasang
gambar-gambar yang menunjukkan pemilik rumah adalah orang Kristen. Ternyata sang
ibu tinggal di rumah mertuanya yang Kristen, sementara suaminya adalah seorang
mualaf mengikuti agama sang istri. Mendengar permintaan sang Ibu kami saling
berpandangan dan meminta untuk sang ayah saja yang mengumandangkan adzan dan
iqomah untuk anaknya, tetapi sang ibu menjelaskan bahwa sang ayah belum bisa.
Akhirnya dengan menyiratkan wajah kebingunan, hati yang berkecamuk karena memang
tidak lazim seorang perempuan mengumandangkan adzan dan iqomah, drh.Rahma
menjalankan tugas tersebut. Setiap kalimat yang terucap terasa begitu haru
terdengar dan terasa menggetarkan hati. Kondisi sunyi menambah khidmat
terdengarnya lantunan kalimat-kalimat Allah SWT. Selama dilantunkan adzan dan
iqomah sang bayi begitu tenang terlihat seolah paham bahwa yang didengar adalah
kalimat-kalimat Tuhannya. Setelah kami memastikan kondisi bayi dan ibu baik,
kami pun berpamit pulang dengan besok kembali untuk memberi imunisasi HB0.
Kelancaran
penanganan persalinan ini tak lepas dari kolaborasi puskesmas dan PN yang harus
terus dijalin. Perawat Agy begitu terampil dalam melakukan perawatan bayi baru
lahir serta melakukan penjahitan perinium bersama bidan Yunita. drh.Rahma
begitu terkesan atas pengalaman pertamanya dalam mengumandangkan adzan dan
iqomah pada bayi baru lahir. Pengalaman ini akan menjadi suatu hal yang tak
terlupakan sepanjang hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar