Kamis, 04 Desember 2014

Kumandang Adzan oleh PN Perempuan



Bagi seorang muslim ketika bayi baru lahir, ada hal penting yang tidak bisa terlewatkan yaitu kumandang adzan di telingan kanan dan iqomah di telinga kiri. Hal ini bertujuan agar yang pertama kali terdengar oleh si bayi yang baru lahir ini adalah asma Allah serta seruan kebaikan. Pada umunya yang melakukan ini adalah si ayah bayi tetapi suatu waktu di Lindu terjadi suatu yang unik dan belum pernah kami temui.

Salah seorang dari teman kami yaitu drh.Rahma diminta untuk mengumandangkan adzan dan iqomah pada bayi yang baru kami tolong bersama Perawat Agy,Perawat Puskesmas Lindu. Ada kisah yang melandasi terjadinya hal tersebut. Pagi itu ketika kami di puskesmas datang seorang laki-laki yang datang mengabari bahwa ada seorang ibu yang melahirkan di kamar mandi. Sontak mendengar hal tersebut kami kaget dan bergegas menuju rumah si ibu yang melahirkan. Bidan Yunita terlebih dahulu datang dengan dibonceng naik motor sementara Perawat Agy berjalan dengan drh.Rahma. Tak terlalu jauh berjalan karena masih di Desa Tomado, satu desa dengan lokasi Puskesmas Lindu. Sampai di sana, kami dapati si ibu sudah terbaring di kamar tidur dengan bayi yang keluar menangis kencang yang diselimuti kain. Segera kami siapkan partus set, potong tali pusat dan penanganan BBL. Bertiga kami berbagi tugas dimana Perawat Agy melakukan perawatan BBL sementara drh.Rahma dan Bidan Yunita melakukan penanganan pada ibu berupa pengeluaran plasenta. Akibat persalinan yang terjadi di tempat yang tidak semestinya, sang ibu mengalami robekan pada perinium sehingga harus dilakukan penjahitan. Alhamdulillah semua berjalan begitu lancar. Selesai tindakan kami pun segera membersihkan alat dan bersih-bersih diri dari bekas darah yang tertempel. Kami pun menemui ibu kembali untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini, hal ini tidak kami lakukan ketika selesai melakukan pemotongan tali pusat dikarenakan kami ingin memastikan bayi dalam kondisi baik dan tidak ada luka benturan. Sambil melakukan IMD kami melakukan promosi kesehatan tentang ASI Ekslusif serta gizi pada ibu nifas.

Promosi kesehatan dilakukan sebagai bahan edukasi kepada masyarakat agar bertambah pengetahuan sehingga muncul perubahan sikap positif dalam diri. Dari perbincangan yang terjadi, tersebutlan sang Ibu untuk meminta kami mengumandangkan adzan dan iqomah untuk bayinya. Kami pun kaget karena kami mengira bahwa sang ibu non muslim karena di rumah memang terpasang gambar-gambar yang menunjukkan pemilik rumah adalah orang Kristen. Ternyata sang ibu tinggal di rumah mertuanya yang Kristen, sementara suaminya adalah seorang mualaf mengikuti agama sang istri. Mendengar permintaan sang Ibu kami saling berpandangan dan meminta untuk sang ayah saja yang mengumandangkan adzan dan iqomah untuk anaknya, tetapi sang ibu menjelaskan bahwa sang ayah belum bisa. Akhirnya dengan menyiratkan wajah kebingunan, hati yang berkecamuk karena memang tidak lazim seorang perempuan mengumandangkan adzan dan iqomah, drh.Rahma menjalankan tugas tersebut. Setiap kalimat yang terucap terasa begitu haru terdengar dan terasa menggetarkan hati. Kondisi sunyi menambah khidmat terdengarnya lantunan kalimat-kalimat Allah SWT. Selama dilantunkan adzan dan iqomah sang bayi begitu tenang terlihat seolah paham bahwa yang didengar adalah kalimat-kalimat Tuhannya. Setelah kami memastikan kondisi bayi dan ibu baik, kami pun berpamit pulang dengan besok kembali untuk memberi imunisasi HB0.

drh.Rahma bersama bayi yang lahir di toilet dan dikumadangkan adzan & iqomah

Kelancaran penanganan persalinan ini tak lepas dari kolaborasi puskesmas dan PN yang harus terus dijalin. Perawat Agy begitu terampil dalam melakukan perawatan bayi baru lahir serta melakukan penjahitan perinium bersama bidan Yunita. drh.Rahma begitu terkesan atas pengalaman pertamanya dalam mengumandangkan adzan dan iqomah pada bayi baru lahir. Pengalaman ini akan menjadi suatu hal yang tak terlupakan sepanjang hidupnya.

~Bidan Yunita Nur Rohmawati~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar