Senin, 04 Maret 2013

PULANG PASIEN MINUM RACUN, DATANG IBU MELAHIRKAN


25 februari 2013
Mbokgek,usman, dan yuk utri berangkat ke wongkodono pukul 7.00 WITA menggunakan perahu ketinting. Setelah memulangkan pasien keracunan racun rumput, Saya dan fitri mempersiapkan barang-barang yang akan kami bawa ke posyandu berserta vaksin. Pukul 09.00 WITA kami sudah siap untuk berangkat ke posyandu, tiba-tiba ada bapak yang mengatakan istrinya akan melahirkan. Mendadak saya dan fitri berbagi tugas, fitri mengantar vaksin ke kalora dan puroo, agar staf puskesmas lindu  tetap bisa melakukan posyandu bersama kader-kader. Sedangkan saya menuju anca dan siap dengan alat perang (partus set dan obat-obatan), berjaga-jaga bila pembukaan sudah lengkap. 

Sesampainya dirumah pasien, ternyata masih pembukaan 4, akhirnya saya membujuk ibu hamil tersebut untuk melahirkan dipuskesmas. Memang di Lindu susah sekali untuk mengajak masyarakat menggunakan tempat pelayanan kesehatan a.k.a puskesmas. Ada yang merasa lebih nyaman melahirkan di rumah, ada yang merasa takut menginap di puskesmas karena bersebelahan dengan kuburan, dan sebagainya. Ibu hamil tersebut sempat ragu untuk melahirkan dipuskesmas, namun saya mencoba memberi penjelasan kepada suaminya, suaminya sangat kooperatif dan menyutujui saran saya. Akhirnya kami bergerak ke puskesmas.


Sesampainya dipuskesmas saya dibantu aghi, perawat puskesmas yang juga keluarga dari pasien, dan fitri yang baru datang dari posyandu. saat perjalanan dari desa puroo menuju puskesmas, fitri sempat jatuh dari motor. setelah menempatkan ibu hamil tersebut di ruangan, observasipun dimulai, Kontraksi semakin sering. akhirnya jam 12.00 WITA, bayi perempuan yang merupakan anak kedua pasutri ini lahir. Fitri kebagian perawatan bayi, saya mengurusin ibu, 10 menit kemudian plasenta lahir, tidak ada ruptur perineum, hanya 4 jahitan di labia minora.


Persalinan kali ini adalah kedua kalinya partus yang kami tangani di puskesmas. Namun masih banyak ibu hamil di Lindu, bahkan beberapa ada ibu hamil dengan risiko tinggi (RESTI). Kami sudah menyarankan BUMIL RESTI untuk melahirkan di Palu, namun sebagian menolak karena alasan biaya, padahal kami sudah menjelaskan persalinan gratis dengan Jampersal, Jamkesda, dan Jamkesmas. Ada juga yang melahirkan di Dukun beranak, terutama di dusun sulit di seberang,sering kami menyarankan ibu hamil untuk melahirkan di petugas kesehatan saat mereka melakukan pemeriksaan kehamilan/ antenatal care. semoga dengan adanya persalinan di Puskesmas kali ini, bumil banyak yang melahirkan di Puskesmas.  Karena di Lindu ini kabar cepat sekali beredar :)
Partus pertama  yang saya toong  di Lindu

bayi perempuan dengan berat 3,1 Kg, Panjang badan 58 cm


puskesmaspun jadi ramai malam itu, banyak keluarga pasien yang menginap disana, bahkan menyalakan api unggun dan bermain gitar.

keluarga yang menunggu

dikurung duu ya dek, banyak nyamuk 


api unggun yang dibuat oeh keluarga pasien


bermain gitar meramaikan suasana puskesmas yang sebelahan sama kuburan


cininta, kakak bayi ini bermain kartu hahaha# jangan ditiru ya adek2 


bubye.
dr. Darsuna Mardhiah
Pencerah Nusantara Lindu Batch I

1 komentar:

  1. Memang bisa ya puskesmas disana jadi tempat main gitar dan kartu.......

    BalasHapus