Rabu, 10 April 2013

Kantung Persalinan untuk Ruang KIA Puskesmas Lindu

Puskesmas Lindu belum punya kantung persalinan. sedangkan bidan desa hanya 1 yang mempunyai kantong persalinan yang terbuat dari karton, sedangkan 3 bidan desa lainnya dulu punya kantung persalinan, namun sejak memakai kohort,  mereka tidak lagi memakai kantung persalinan. sebenarnya ide membuat kantung persalinan ini sudah ada sejak Desember lalu, saat saya dan dr.gungwik membongkar puskesmas yg lama untuk mencari buku pelatihan kader, akhirnya kami menemukan kantung wasiat KB yang tidak terpakai . Namun karena banyaknya kegiatan, baru terealisasi pada awal april ini. seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya disini, bahwa ibu hamil sebelumnya tidak mau melahirkan dipuskesmas, mereka lebih suka memanggil tenaga kesehatan ke rumah dan melahirkan di rumah. namun sejak kami membantu 3 ibu hamil melahirkan di puskesmas, banyak ibu hamil yang lain yang sudah berencana untuk melahirkan di puskesmas dan di Lindu sering terjadi kehamilan yang lewat bulan/post date/post term, sehingga di Puskesmas perlu ada kantung persalinan.

Kantung persalinan adalah kain berukuran kurang lebih 60×60 cm, dengan tempelan seperti saku temple sejumlah dua belas buah dan bertuliskan nama-nama bulan. Kantong bersalinan berfungsi untuk memudahkan bidan mengetahui siapa saja yang akan bersalin bulan tersebut. namun karena kami menggunakan kantung wasiat KB yang hanya terdiri dari 6 kantung, sehingga perlu dimodifikasi, dari bahan yang tidak terpakai menjadi barang yang lebih bermanfaat untuk kesehatan ibu dan anak.
bidan hasna sedang menggunting kertas untuk menyulap kantung wasiat KB menjadi Kantung persalinan



Tiga kantung wasiat KB sudah dibagikan kepada bidan desa untuk dimodifikasi menjadi kantung bersalin, sedangkan 2 kantung untuk puskesmas Lindu. Harapannya, agar semua bidan mempunyai kantung persalinan, dan rutin menyetorkan data ibu hamil yang baru dan melaporkan ibu hamil yang sudah melahirkan ke Puskesmas, sehingga kami dan staf puskesmas bisa memantau ibu hamil di semua desa. Dalam membuat kantung persalinan ini kami melakukannya bersama staf puskesmas Lindu, perawat agrisna dan eifer, bidan Lia dan Hasna.



perawat agrisna sedang membantu menggunting kertas untuk dimasukkan ke dalam kantung persalinan
inilah hasilnya :)
perawat eifer sedang memaku kantung persalinan dengan batu, maklum g punya palu :)

kantung persalinan telah terpajang di ruang KIA Puskesmas Lindu
salam,
dr.Darsuna Mardhiah
Pencerah Nusantara Lindu Batch I

1 komentar:

  1. Wah, ternyata Bidan Hasnaini sudah mendunia yah..
    bidan yg di panggil Bidan Hasna itu adalah teman kuliah saya. seperjuangan. setelah lulus kuliah tahun 2011 qta berdua sudah hilang kontak. namun setelah ada kegiatan seminar dipalu tentang imunisasi dan gizi pada ibu hamil yg di adakan pda tanggal 24 januari 2016 kemarin sy bertemu dengannya lagi. rasa rindu yg hampir 4 tahun lebih akhirnya terbalaskan juga. selama 2 hari kemana-mana selalu bersama. bahkan kepulanganQ ketempat kerjapun dia mengantar sampai depan pintu angkot yg membawa sy.

    BalasHapus