Senin, 13 Mei 2013

DESA SALUA LONGSOR, KAMI TERPAKSA MENDAKI


Saat hendak berangkat ke Palu, kami sudah mendapat kabar bahwa ada Longsor di Salua. Bahkan ada yang bilang “ tingginya gereja di anca, lebih tinggi lagi gundukan tanah karena longgsor ini”. kamipun berencana diantar oleh ojek hingga desa salua, biasanya kami hanya diantar hingga desa sadaunta, dimana gerbang Taman Nasional Lore Lindu. Karena 1 hari sebelumnya pak arwin yang pulang dari Palu terjebak Longsor di Salua,sehingga ambulance berada diseberang. Saat perjalanan dari Lindu menuju sadaunta ini hujan pun turun, agak basah-basah sedikit karena kami pikir cuaca cerah tidak akan ada hujan. Beginilah cuaca di Lindu,tidak bisa diprediksi.
pendaki gundukan ini terlebih dahulu baru bisa sampai diseberang




Sesampainya di Sadaunta, Pak arwin bilang bahwa kami tidak perlu naik ojek, beliau yang akan mengantarkan kami dengan carry open cup kesana setelah hujan reda. Kami bertanya apa kemaren hujan lebat hingga longsor terjadi, ternyata tidak ada angin dan tidak ada hujan tetap saja longsor datang.
Sesampainya di Lokasi Longsor, ternyata benar sekali tinggii bangeeeeeeeeeeet, jauh lebih tinggi dari longsor sebelumnya saat pertama kami datang ke Lindu. Banyak kendaraan yang hendak ke Palu tertahan disana, dan diseberang kendaraan yang hendak menuju kulawi tertahan juga.banyak bertebaran penjual makanan, mendadak jalanan seperti pasar, tenda-tenda dimana-mana.



Pendakianpun di mulai, Kami seperti pendaki gunung mendaki gundukan tanah dengan pemandangan didepan menanjak sedangkan dibelakang jurang. Sempat ragu untuk menaiki gundukan ini, namun dengan bantuan uluran tangan warga saya bisa naik ke atas. Begitu juga dengan turun dari gundukan ini, saya sempat ingin mengikuti jejak mpit yang membiarkan pantatnya menggantikan kaki (red:main perosotan), ini merupakan kebiasaan saar survival training lebih memilih main perosotan daripada berjalan kaki :). Mpit sudah di liatin dan dianggap lucu oleh warga yang melihat hal ini, dia tetep cuek saja daripada terjatuh karena keseimbangan mpit ini agak terganggu.  Saya sudah duduk untuk melakukan perosotan, namun tanahnya Licin sekali, saya takut kecepatannya terlalu cepat dan berisiko jatuh. Akhirnya sekali lagi saya memerlukan tangan-tangan warga untuk menuntun saya turun ke bawah.


mendaki gundukan tanah ini dulu baru bisa sampai disebarang


ini bawahnya jurang lohh


tenda-tenda peristirahatan mobil dan kendaraan yang terjebak longsor

mobi menjadi palang pembatas di tengah jalan

Akhirnya selesai juga melewati longsor, tenyata diseberangpun banyak kendaraan tertahan, banyak bertebaran penjual makanan, mendadak jalanan seperti pasar, tenda-tenda dimana-mana. Ambulance sudah siap mengantarkan kami ke Palu. Hari ini kami merepotkan pak arwin untuk mengantarkan kami. Terima kasih pak arwin..:)


created by: dr. Darsuna Mardhiah
Posted by: mpit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar