Kamis, 03 Januari 2013

Upacara adat bersama Gubernur Sulawesi Tengah dan Bupati Kabupaten Sigi


23 Desember 2012
Tim lindu mengikuti ucap syukur pembukaan jalan dari Desa Sidaunta ke Lindu yang dihadiri oleh gubernur Sulawesi Tengah dan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sigi.

Seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya bahwa sejak gempa bulan Agustus lalu, akses jalan menuju Lindu yang tidak terjamah kendaraan roda 4 akhirnya bisa dibuka, karena Lindu merupakan kawasan Taman nasional Lore-Lindu , Untuk mendapatkan izin Pembukaan jalan ini bukan lah hal yang mudah dan ditambah sorotan tajam dari LSM-LSM, namun berkat usaha yang dilakukan Gubernur Sulawesi Tengah, Bapak Longki Djanggola yang meminta izin langsung kepada menteri Kehutanan,maka akhirnya warga Lindu Tidak terisolir lagi. Walau pengerjaan jalan belum sempurna, karena belum dilakukan pengerasan jalan dan Aspal, sehingga akses menuju Lindu masih jelek, sehingga saat kedatangan Gubernur,dan pejabat lainnya mobil hanya bisa sampai Puncak, Kemudian dari Puncak  mereka menggunakan ojek melewati desa puroo,anca, dan tomado sebagai tempat diadakannya acara syukuran pembukaan jalan hari ini

acara penyambutan bapak Gubernur Sulawesi Tengah 


Malam sebelum acara ucap syukur diadakan, kami didatangi oleh jaya, seorang warga desa tomado yang juga pegawai honor dinas pariwisata. Jaya mengatakan bahwa mbokgek diundang oleh ketua adat untuk mengikuti acara adat besok. Wah.. kami sudah cemas setengah mati, mengingat acara adat ini sering mengenakan denda kepada orang yang dianggap melanggap hukum adat istiadat di Kecamatan Lindu. Pernah diceritakan bahwa Bupati pernah dikenakan denda karena saat makan bersama dan selesai makan beliau mencuci tangan terlebih dahulu dibandingkan tetua adat. Bila melanggar hukum adat akan dikenakan 1 Kerbau, bahkan ada denda 33 dulang 3 kain adat khas lindu (mbesa) 3 kerbau, benar-benar spektakulerkan. Walau mbokgek yang akan menghadiri acara adat tersebut, kami yang dag-dig-dug, haduh mbokgek besok keep silent aja deh besok, biar ga kena denda. hahaha 

Dihari ini mbokgek tampil cantik menggunakan pakaian adat Lindu, kain mbesa yang harganya ratusan juta, dan hanya orang tertentu saja yang mempunyai kain warisan dari orangtuanya. Mbokgek sudah dijemput pagi jam 9.00 dan yuk utri menjadi seksi dokumentasinya, sedangkan saya dan mpit sibuk mengurusi pasien dengan nyeri dada, dan Usman menggantikan saya mengajarkan anak-anak yang datang kerumah untuk belajar bahasa inggris dan matematika.
mbokgek bersama ibu-ibu dengan baju adat khas Lindu dengan kain mbesa seharga ratusan juta
mbokgek bersama bapak Gubernur Sulteng, Bupati dan Wabup Kab. Sigi 
mengenakan pakaian adat

Dengan kondisi  jalan yang jelek, akhirnya bapak gubernur cs tiba di Tomado, mereka disambut Acara penyambutan dengan pengalungan bunga, diikuti tarian tombak dan musik bambu. Dan Acara makan bersamapun dimulai di rumah camat Lindu, disana dihidangkan berbagai macam makanan khas lindu, seperti Kaledo, sejenis sop kaki sapi tetapi dengan bumbu asam. Nah yang menjadi masalah adalah mbokgek beragama hindu, mbokgek dilarang oleh agamanya untuk makan sapi yang merupakan dewanya, namun demi terhindar dari hukum adat, mbokgek terpaksa memakan sapi dan mengakibatkannya harus berpuasa selama 2 hari. Hahaha.. 1 kejadian lucu adalah mbokgek hampir terkena hukum adat, karena mbokgek ditawari mencuci tangan oleh tetua adat, untungnya mbokgek ingat klo ini tabu, sehingga dengan halus mbokgek mengatakan “silahkan bapak saja yang duluan, saya setelah bapak”, dan akhirnya mbogek bebas dari hukum adat. Good Job, well done, excelent, four thumbs up for mbokgek, tidak sia-sia membawa gelar nama anak agung dari Bali. :)

Kemudian acara selanjutnya adaah acara potong kerbau, di Lindu kerbau selalu dijadikan benda untuk acara ucap syukur. Saat acara ini saya, mpit dan usman mulai bergabung. Disana terlihat kerbau mengamuk saat disembelih, kamipun mulai menjauh, namun akhirnya apadaya kerbau tergeletak setelah disembelih pak Gubernur . oia pas menyembelih ini 3 raincoat kita dipinjam oleh pak Gubernur, bupati dan wabup. Setelah menyembelih mulai rintik-rintik hujan membasahi Lindu, saya dan usman akhirnya pulang
Acara sambutan dan ramah tamah, nyanyi2 ada sanggar seni lindu dan pak bupati dan pak gubernur nyanyi
Selesai hujan lebat
Jas hujan kami dipakai oleh bupati

usman memakai ikat kepala sebagai kostum wajib untuk pria di acara adat

 kerbau siap disembelih

gubernur  dkk menaiki ojek
suasana saat penyembelihan kerbau

mbokgek bersama bapak gubernur dkk diatas panggung

fitri bersama wanita berpakaian adat

update terbaru foto mbokgek masuk koran lokal bersama bapak gubernur di radar sulteng bisa di klinik disini untuk melihat beritanya.

regards,
dr. Darsuna Mardhiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar