9 November 2012
Tim lindu melakukan pendataan di
dusun wongkodono. Wongkodono adalah dusun suit dari desa Langko. Untuk mencapai
dusun tersebut tim lindu harus menyebrang dengan menggunakan ketinting /perahu
motor kecil dengan waktu tempuh 1 jam dari dermaga desa Tomado.
persiapan menuju wongkodono, saya dan fitri harus standby di puskesmas |
Tim lindu yang berangkat ke
wongkodono adalah mbokgek, usman dan yuk utri. Bersama teman kami jaya dan pak
swinlis yang merupakan nahkoda ketinting. Karena ketinting hanya muat untuk 5
orang, maka Saya dan fitri standby di rumah untuk menjaga puskesmas. Karena di
Lindu hari minggu dan hari libur pasien masih sering datang untuk berobat.
Menurut cerita mereka yang pergi
ke wongkodono, dari dermaga menuju dusun tersebut, harus berjalan sejauh 3KM
dimana jalannya dipenuhi lumpur dari selutut bahkan setinggi paha. Tim Lindu
sudah mempersiapkan segalanya termasuk pakaian ganti, jungle boat, dan
membungkus semua perlengkapan dengan plastik sesuai ajaran dari WANADRI saat
kami melakukan survival training di kareumbi dan ciwideuy. Medan jalannya benar-benar
sulit, hingga mereka sering terjatuh dan terjerembab di lumpur, bahkan makan
siang yang kami buat di rumah jatuh bercampur lumpur saat yuk Utri jatuh ke got
di pinggir Sawah. Foto perjalanan ke wongkodono ini tidak bisa kami
dokumentasikan karena berisiko merusak kamera bila kecebur ke lumpur.
Perjalanan ke wongkodono kali
ini selain melakukan pendataan tim lindu
juga melakukan imunisasi dan pusling, karena posyandu disana tidak aktif, dan
karena akses jalan yang sangat sulit mereka jarang ke puskesmas jika sakit.
Untuk imunisasi dan pusling ini juga kami melibatkan bidan rahel yang merupakan
staf puskesmas.
Sesampainya di Wongkodono, tim Lindu
berbagi tugas, mbokgek melayani pasien pusling, bidan rahel melayani imunisasi,
usman dan utri melakukan pendataan.
Pusling hari ini ramai
dikunjungi, warga dan aparat dusun meminta kami melakukan kegiatan rutin ini
setiap bulan. Sedangkan pendataan dimulai dengan melatih kader mengenai instrumen
pendataan yang digunakan sebelum turun lapangan dan memandu mereka keberapa
rumah sampai yakin kader tersebut bisa melakukan pendataan sendiri. Uniknya di
dusun ini kami melakukan pendataan bersama 3 kader laki-laki, yang salah
satunya pak sekdus wongkodono.
mbokgek di stand pusling |
usman sedang menimbang bayi |
usman menemani jaya melakukan pendataan di rumah warga |
Di dusun ini banyak keluarga yang
memiliki anak lebih dari 5 dengan jarak yang mepet-mepet, dan disini banyak
anak gadis yang menikah dengan lelaki paruh baya karena terdapat aturan bahwa
kalau menikah harus sudah punya rumah. Yah yang mapan dan punya rumah pastilah
orang yang sudah berumur. Hehehe.. 1 PR lagi untuk puskesmas lindu agar
Penyuluhan kepada pasangan usia subur mengenai manfaat KB dan wanita usia subur
untuk tidak menikah pada usia dini.
suasana di pusling |
salam nusantara,
dr. Darsuna Mardhiah
Pencerah Nusantara Lindu Batch I
Pencerah Nusantara Lindu Batch I
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.