Selasa, 27 November 2012

PROMOSI KESEHATAN DENGAN MENGAJAR ANAK-ANAK


Di hari jumat minggu pertama kita di Lindu, 12 anak datang ke rumah dinas kami, hari itu kami mengobrol-ngobrol, dan kami mengajak mereka untuk belajar bahasa inggris di hari minggu, dengan syarat kalau mau ke rumah dinas kami harus sudah mandi, dan menggunakan alas kaki. Mandi merupakan hal yang sulit dilakukan di Lindu, banyak anak yang tidak mandi pergi ke sekolah dengan alasan dingin, tidak hanya anak kecil, orang dewasa disini juga beralasan sama,lebih memilih mandi sekali sehari saat siang hari.

Hari  Minggu itu kami sudah bersiap-siap menyediakan goreng pisang, namun mereka tidak ada yang datang. Beberapa hari kemudian Saat saya sedang berbelanja di warung, saya bertemu dengan anak-anak tersebut dan saya menanyakan mengapa mereka tidak datang hari minggu, dan mereka bilang “kami ingin sekali pergi ke atas (rumah kami) tetapi teman-teman tidak  mau”, kemudian saya berkata “tidak apa-apa, ajak aja siapa yang mau belajar”. Dan merekapun berjanji akan datang hari minggu.

Hari minggu kedua,akhirnya mereka datang walau hanya 7 orang, saya mengajarkan bahasa inggris. Karena tidak ada papan tulis, saya menggunakan bagian belakang bekas spanduk puskesmas sebagai papan tulis. Kami belajar dari abjad dan angka dalam bahasa inggris. Mungkin kalian bertanya-tanya Mengapa bahasa inggris yang saya ajarkan? Karena anak-anak SD di Lindu tidak diajarkan pelajaran bahasa inggris. Kemudian saya sedikit mengetes kemampuan matematika mereka. Banyak yang belum hafal perkalian, bahkan ada yang kelas 1 SMP belum hafal perkalian 9, Sangat disayangkan sekali pendidikan jaman sekarang, saya masih ingat betul saat saya SD, kami tidak boleh pulang dari sekolah sebelum menghafal perkalian. Akhirnya mereka mendapatkan PR dari saya untuk menghafalkan perkalian.

bekas spanduk puskesmas digunakan sebagai papan tulis 
Disela-sela mengajar saya menyempatkan diri untuk mengobrol tentang air yang mereka gunakan karena banyak anak yang kulitnya tidak sehat, mereka menceritakan kalau mereka minum dari air danau yang dimasak,  mandi dan buang air besar didanau. Dan saya bilang bahwa air yang mereka minum akan tercemar, dan mandinya tidak akan bersih, jadi gatal-gatal kulitnya. Dan mereka dengan polosnya bilang “tidak apa-apa berak di danau, taiknya akan dimakan ikan”. Dan pikiran yang seperti ini tidak hanya dianak kecil, saat pendataan di desa anca saya menemukan kakek-kakek yang juga berpikiran yang sama dengan anak-anak kecil itu. Yah memang akan sangat susah merubah pola pikir masyarakat disini, mungkin harus perlahan-lahan.

Untuk ice breaking, saya mengajarkan nyanyian “ramtamtam” seperti yang diajarkan WANADRI. Setelah mereka belajar bersama saya, mbokgek mengajarkan mereka beberapa permainan dan kembali  menyanyikan “ramtamtam”

bermain ram tam ram



Keesokan harinya sekitar jam 5 sore kami baru pulang pendataan dari desa anca, telah menunggu 2 anak dari dusun kalora didepan pintu rumah dinas kami, sebenarnya hari itu tidak ada jadwal untuk mengajar anak-anak, hanya saja tidak tega melihat mereka yang telah menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki dari dusunnya ke tomado. Akhirnya walau lelah setelah berjalan keliling desa anca, saya mengajarkan mereka matematika, akhirnya saya mengajarkan penjumlahan bilangan bulat (penjumlahan minus+plus). Murid saya hari itu bernama winda dan wulan. Wulan ini adalah anak ibu aini, teman main voli mbokgek dan yuk utri. Bu aini ini baik sekali selalu memberi pisang dan ubi untuk kami, dan hari itu anaknya membawakan ubi jalar untuk kami. Hahaha rejeki nomplok yang keesokan harinya bisa kami jadikan timus sebagai camilan bergizi untuk kader, ibu dan anak  yang datang ke posyandu di desa anca.

Hari jumat sore kembali wulan dan winda datang bersama anak-anak dari lorong arab. Wulan dan winda datang untuk menyetor PR mereka, padahal  saya suruh datang hari minggu saja. Yah PR nya dikerjakan dengan baik oleh wulan yang kelas 6 SD, kata bu aini wulan memang juara kelas, selalu juara 2 dan wulan sering protes karena yang juara 1 adalah anak guru yang nilainya jauh lebih rendah dari wulan. Nepotisme still everywhere teman2 hahahha. Namun berbeda  dengan winda, sepertinya saya harus extra sabar mengajarkan anak kelas 1 SMP, walau begitu harus dihargai winda masih semangat untuk datang ke rumah kami, yah beri sedikit esteem yang sincere. Selama mengajar memang saya menggunakan teknik “esteem” seperti “yak pinter”, “pinternya”, “bagus banget” untuk membangun harga diri dan rasa percaya diri pada murid-murid saya, ajarannya mas bilal dari daya dimensi indonesia nih hahahaa.

Hari minggu ketiga kami di Lindu, jam 09.30 saat kami sedang memasak, datang 4 anak dari lorong arab, sakina dan hilda murid tetap saya dan anggota baru rinto, juga yusuf yang minggu pertama pernah ke rumah. Saya menanyakan PR Mereka menghapal perkalian, ternyata mereka belum hafal, yah sambil memasak, mereka saya suruh hafal perkalian dulu, setelah memasak saya tes satu-satu, hasilnya cukup memuaskan hingga mereka mendapat PR baru perkalian berikutnya. saya punya murid yang cukup punya minat untuk belajar, yaitu sakina, murid SMP kelas 1 akhirnya bisa hafal perkalian 8 dan 9, juga abjad dalam bahasa inggris. Sakina ini bisa saya jadikan asisten kayaknya hahha supaya bisa mengajarkan dan mengingatkan PR anak-anak yang lain.

selain di rumah kami juga melakukan sosialiasasi ke sekolah-sekolah, yaitu SD-SD yang ada di Lindu, banyak SD yang rusak karena gempa sehingga mereka harus belajar ditenda, bahkan harus bergabung dengan kelas lain.



Sekian sekilas berita dari Lindu, kami masih berusaha berinteraksi dengan warga Lindu, kami sedang merencanakan mengajak anak-anak non muslim untuk belajar bersama. Karena penyuluhan biasa tidak cukup untuk mengajarkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) pada anak-anak sekolah, perlu pendekatan lebih dengan mengajarkan mereka pelajaran lain yang diselipkan materi kesehatan. Semoga need assesstment papan tulis dan spidol kami di ACC tim pusat aminnnn. Minimal kertas flip chart deh..hahahha biar ga pake spanduk bekas lagi untuk papan tulisnya.

update terbaru, setiap minggu anak-anak masih rutin datang untuk belajar dirumah kami






Best regards,
dr. Darsuna mardhiah
Pencerah Nusantara Lindu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar