Kamis, 09 Mei 2013

Memperingati Hari Malaria Sedunia dengan Merawat dua Pasien Malaria



Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit jenis plasmodium, yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Ada 4 jenis plasmodium yang menyebabkan malaria pada manusia yaitu, Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax merupakan jenis yang paling sering dijumpai, namun yang paling mematikan adalah jenis Plasmodium falciparum.





Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Setiap tahun lebih dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih dari 1.000.000 orang meninggal dunia.Sedangkan di Indonesia, sampai tahun 2009, sekitar 80% Kabupaten/Kota masih termasuk katagori endemis malaria dan sekitar 45% penduduk bertempat tinggal di daerah yang berisiko tertular malaria. Untuk mengatasi malaria, pada pertemuan WHA 60 tanggal 18-23 Mei 2007 telah disepakati komitmen global tentang eliminasi malaria setiap negara dan merekomendasikan bagi negara-negara yang endemis malaria memperingati Hari Malaria Sedunia setiap tanggal 25 April. 


Pencegahan Malaria juga merupakan goals MDGs nomor 6. Sebenarnya Sulawesi terkategori sebagai daerah endemis rendah. Namun tetap saja warga Lindu terjangkit malaria, mungkin karena Lindu dikelilingi hutan yang termasuk dalam taman nasional Lore Lindu.

Di hari malaria sedunia itu juga kami merawat 2 pasien Malaria+DBD+ suspect demam typoid secara bersamaan. Ruang rawat inap mendadak ramai. Awalnya pasien-pasien ini dirawat karena DBD/demam berdarah karena uji rumple leed/ tourniquet test positif dan suspect demam typoid karena lidah mereka kotor. Karena keterbatasan sarana dan prasarana, hanya pemeriksaan sederhana ini yang bisa kami lakukan di Lindu, mengingat tidak ada listrik disini sehingga tidak memungkinkan untuk pengadaan laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin. Pada sore hari saat demam muncul, kami lakukan pemeriksaan RDT, pemeriksaan instan untuk malaria. Sore itu didapatkan ibu yekti menderita malaria, sedangkan ibu sulsi yang merupakan kader desa anca belum kami periksa karena demam belum muncul, karena bila memeriksa pasien suspect malaria saat kondisi tidak demam menyebabkan pemeriksaan menjadi negatif palsu. Keesokan harinya bu sulsi kami periksa dan hasilnya positif, keduanya menderita malaria falcifarum. Bu sulsi dirawat 3 hari, sedangkan ibu yekti harus menginap sendirian dihari terakhirnya dipuskesmas,karena dirawat 4 hari. Maaf foto-foto tidak ada karena kami tidak sempat mendokumentasikan momen ini karena genset kami rusak, semua gadget tidak bisa di charger, sehingga pasien harus membawa sendiri genset dari rumah. Saksikan cerita kami gelap-gelapan di Lindu karena genset rusak di cerita lainnya.

pasien ke-3 yang malaria di hari itu, pasien tidak di rawat karena tanda-tanda DBD tidak ada, pasien pulang dan diberi obat antimalaria 

perawat agi sedang memasukkan obat

2 pasien malaria+DBD+ Suspect demam typoid 

 *sumber data malaria: Depkes RI

Salam Pencerah Nusantara Lindu,
dr. Darsuna Mardhiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar