Masyarakat Lindu memiliki tradisi “ucap syukur” apabila
selesai musim panen padi. Acara ini diselenggarakan di gereja. Masing-masing
desa memiiki acara ucap syukur sendiri-sendiri. Dan Kami berkesempatan menghadiri
undangan ucap syukur di Gereja di Desa Anca.
Dalam acara ucap syukur setiap rumah yang panen padi harus
menyumbang 30 Kg beras dan 30 nasi bambu untuk dilelang. Warga juga menyumbang
sayur dan buah-buahan untuk dilelang. Hasil pelelangan disumbangkan untuk
memperbaiki gereja yang rusak karena gempa.
Awalnya saya dan fitri tiba di Gereja, langsung disambut
panitia yang berada di mimbar dengan mikrofon suaranya menggema ke seluruh isi
gereja, “selamat datang dr darsuna dan fitri dari Pencerah Nusantara”. sempat
kebingungan berasa artis lagi dikarpet merah hahahha, ternyata yang lagi
dimimbar adalah tenaga sukarela di puskesmas, orang inilah yang super iseng
membuat saya dan fitri terjebak dipelelangan yang mengharuskan kami membayar
160rb untuk 24 nasi bambu dan 2 sisir pisang, dan 1 buah labu. Hahhaha...
hasil pembelian dari lelang dadakan
Hasil pengumpulan beras kali ini desa anca mengumpulkan 2
ton beras yang diborong oleh haji azis, pemilik warung tempat kami sering
berbelanja. Harga beras yang dibeli haji azis ini dihargai Rp 6300/Kg. kualitas
beras di anca ini benar-benar bagus dan
enak dimakan. Beras disini tidak pakai pupuk, apalagi pemutih ataupun
pewangi ala beras pandan wangi KW2 seperti beras-beras di siaran investigasi di
TV swasta.
Setelah selesai ucap syukur warga makan-makan di halaman
gereja. Kami dijamu dengan opor ayam di rumah ibu kader desa anca yang merupakan istri kepala sekolah
SMP di dusun Kanawu, wah alhamdulillah bisa makan ayam lagi.
jamuan seuasi ucap syukur
Sampai di rumah kami langsung membagi-bagikan nasi bambu
hasil pelelangan kepada tetangga dan pembantu kami. Ga kebayang harus
menghabiskan 24 nasi bambu dalam 1 hari
hehehhe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar