Manual plasenta adalah salah satu tindakan emergensi pada kasus obstetri.
Merupakan prosedur pelepasan plasenta dari tempat perlekatannya pada dinding
rahim dan mengeluarkannya dari rongga rahim secara manual.
Prosedur ini pernah kami lakukan di Lindu belum lam
ini yaitu pada tanggal 12 desember 2013. Hari itu jam pelayanan puskesmas belum berakhir,
sekitar jam 11.00 WITA ada warga yang ke puskesmas karena dimintai tolong oleh
bidan desa untuk memanggil saya. Pasien
yang ditolong oleh bidan tersebut mengalami komplikasi berupa ari – ari yang
belum lahir setelah 2 jam sebelumnya bayi telah lahir. Saya pun
mohon izin sebentar dari pelayanan kesehatan
di puskesmas untuk menolong pasien emergensi tersebut.
Kondisi pasien
saat saya datang ke rumahnya cukup stabil. Perdarahan yang terjadi cukup
banyak, tetapi untungnya tanda vital
masih dalam batas normal dan
keadaan umum pasien sedang. Dikarenakan plasenta yang belum juga lahir,
sedangkan persalinan dari bayinya sudah lebih dari 2 jam yang lalu, maka saya
harus melakukan tindakan manual
plasenta. Akses yang sulit membuat kami
tidak dapat untuk merujuk pasien. Akan butuh waktu minimal 6 – 8 jam untuk
membawa pasien ke rumah sakit. Oleh
sebab itu untuk menyelamatkan pasien, saya memutuskan untuk melakukan tindakan emergensi
yang dapat dilakukan. Sebelum melakukan prosedur ini, saya pun memberi
penjelasan singkat kepada pasien dan keluarga dan meminta persetujuan untuk
dilakukannya ini. Dalam kondisi yang terbatas, saya dengan dibantu oleh bidan
desa melakukan prosedur manual plasenta.
Plasenta berhasil dikeluarkan dengan baik,
rahim berkontraksi dengan normal serta perdarahan juga dalam batas
normal. Kondisi pasien stabil, dan selanjutnya dilakukan observasi. Setelah
memastikan bahwa tidak ada masalah pada pasien, saya pun pamit untuk kembali
puskesmas dan melanjutkan pelayanan.
by. dr.Rahmi Harmades
Tidak ada komentar:
Posting Komentar