Kamis, 05 Desember 2013

IDUL ADHA VS EMERGENCY CALL

 Lebaran Idul Adha jatuh pada tangal 15 Oktober 2013. Untuk menyambut hari lebaran Linduholic (red. PN 1 & 2) sibuk mempersiapkan makanan yang akan dimakan pagi hari saat lebaran. Moment lebaran kali ini jauh dari keluarga. Lebaran kali ini kami habiskan bersama keluarga baru yang terjalin di Dataran Danau Lindu. (Linduuuuuuuuuholic :*). Makanan yang dipersiapkan untuk lebaran Idul Adha ini adalah Opor Ayam. Opor ayam merupakan menu yang harus ada dalam setiap momen lebaran. 

Gema takbir sayup-sayup berkumandang di tepi pantai (red.danau lindu). Allahuakbar… Allahuakbar… Allahuakbar… Lailahailallahu Allahuakbar….. Allahuakbar Walillah Ilham…… Dengan langkah semangat kami pergi menunaikan shalat Idul Adha di mesjid yang terdapat di pinggir pantai. Hanya ada satu mesjid di Dataran Lindu karena Agama Islam merupakan agama minoritas di dataran Lindu. Setelah selesai Shalat ID kami diundang untuk makan bersama di rumah imam masjid. Sajian yang disajikan adalah makanan khas bugis, karena orang islam di Dataran Lindu adalah dari Suku Bugis. Kami disuguhkan BURAS (bubur beras) maknan khas Bugis
Keluarga Besar Pencerah Nusantara Lindu

Malamnya sekitar pukul 20.10 WITA, Linduholic dan dokter PTT sedang berkunjung ke tahlilan salah satu warga yang bernama Ibu Aida di pinggir pantai (red.tepi danau lindu). Disaat sedang tahlilan tiba-tiba ada panggilan dari salah satu warga yang meminta pertolongan. Ada Pasien Bumil usia kandungan 8 bulan mengalami perdarahan. Dokter Darsuna, dan Perawat Fitri bergegas ke rumah pasien. Sementara Linduholic dan dokter PTT meminta izin untuk kembali ke Puskesmas dan bergegas untuk mempersiapkan rujukan ke puskesmas. 

 

 Di Puskesmas, dr. Gung Wik, dr rahmi sibuk mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan. Mereka dibantu oleh perawat Nina, pemkes Utri dan pemkes Arie. Mulai dari persiapan obat-obatan, V-scan, Set Infus dan lain sebagainya. Sementara Epidemiolog Usman dan Sanitarian Rino sibuk mempersiapkan logistik, mulai dari listrik (red.genset) dan air bersih yang harus di alirkan ke bak-bak penampungan di Puskesmas. Pasien datang dengan cara “ditandu” dari rumah ke Puskesmas oleh warga, satu persatu tindakan diberikan oleh Pencerah Nusantara dan dokter PTT. Perdarahan yang keluar dari jalan lahir sudah bisa ditangani. Hasil pemeriksaan V-scan saat itu masih adanya DJJ (Denyut Jantung Janin). Pasien dirawat dan sepanjang malam pasien ditemani oleh Pencerah Nusantara dan keluarga pasien. Dan akhirnya diputuskan bahwa pasien harus dirujuk ke RSUD yang ada di Kota Palu. 
Pasien Bumil Risti Di TANDU dari Lindu-Sidaunta 4 Jam perjalanan

 by. Rino Irvan Satria, Amd.KL
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar