Lebaran
Idul Adha jatuh pada tangal 15 Oktober 2013. Untuk menyambut hari lebaran
Linduholic (red. PN 1 & 2) sibuk mempersiapkan makanan yang akan dimakan
pagi hari saat lebaran. Moment lebaran kali ini jauh dari keluarga. Lebaran
kali ini kami habiskan bersama keluarga baru yang terjalin di Dataran Danau
Lindu. (Linduuuuuuuuuholic :*). Makanan yang dipersiapkan untuk lebaran Idul Adha
ini adalah Opor Ayam. Opor ayam merupakan menu yang harus ada dalam setiap
momen lebaran.
Gema
takbir sayup-sayup berkumandang di tepi pantai (red.danau lindu). Allahuakbar…
Allahuakbar… Allahuakbar… Lailahailallahu Allahuakbar….. Allahuakbar Walillah
Ilham…… Dengan langkah semangat kami pergi menunaikan shalat Idul Adha di
mesjid yang terdapat di pinggir pantai. Hanya ada satu mesjid di Dataran Lindu
karena Agama Islam merupakan agama minoritas di dataran Lindu. Setelah selesai
Shalat ID kami diundang untuk makan bersama di rumah imam masjid. Sajian yang
disajikan adalah makanan khas bugis, karena orang islam di Dataran Lindu adalah
dari Suku Bugis. Kami disuguhkan BURAS (bubur beras) maknan khas Bugis
Keluarga Besar Pencerah Nusantara Lindu |
Malamnya
sekitar pukul 20.10 WITA, Linduholic dan dokter PTT sedang berkunjung ke
tahlilan salah satu warga yang bernama Ibu Aida di pinggir pantai (red.tepi
danau lindu). Disaat sedang tahlilan tiba-tiba ada panggilan dari salah satu
warga yang meminta pertolongan. Ada Pasien Bumil usia kandungan 8 bulan
mengalami perdarahan. Dokter Darsuna, dan Perawat Fitri bergegas ke rumah
pasien. Sementara Linduholic dan dokter PTT meminta izin untuk kembali ke
Puskesmas dan bergegas untuk mempersiapkan rujukan ke puskesmas.
Di
Puskesmas, dr. Gung Wik, dr rahmi sibuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan-bahan. Mereka dibantu oleh perawat Nina, pemkes Utri dan pemkes Arie.
Mulai dari persiapan obat-obatan, V-scan,
Set Infus dan lain sebagainya. Sementara Epidemiolog Usman dan Sanitarian Rino
sibuk mempersiapkan logistik, mulai dari listrik (red.genset) dan air bersih
yang harus di alirkan ke bak-bak penampungan di Puskesmas. Pasien datang dengan
cara “ditandu” dari rumah ke Puskesmas oleh warga, satu persatu
tindakan diberikan oleh Pencerah Nusantara dan dokter PTT. Perdarahan yang
keluar dari jalan lahir sudah bisa ditangani. Hasil pemeriksaan V-scan saat itu
masih adanya DJJ (Denyut Jantung Janin). Pasien dirawat dan sepanjang malam
pasien ditemani oleh Pencerah Nusantara dan keluarga pasien. Dan akhirnya
diputuskan bahwa pasien harus dirujuk ke RSUD yang ada di Kota Palu.
Pasien Bumil Risti Di TANDU dari Lindu-Sidaunta 4 Jam perjalanan |
by. Rino Irvan Satria, Amd.KL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar