Saat hendak berangkat ke Palu, kami sudah mendapat kabar bahwa ada Longsor di Salua. Bahkan ada yang bilang “
tingginya gereja di anca, lebih tinggi lagi gundukan tanah karena longgsor ini”.
kamipun berencana diantar oleh ojek hingga desa salua, biasanya kami hanya
diantar hingga desa sadaunta, dimana gerbang Taman Nasional Lore Lindu. Karena
1 hari sebelumnya pak arwin yang pulang dari Palu terjebak Longsor di
Salua,sehingga ambulance berada diseberang. Saat perjalanan dari Lindu menuju
sadaunta ini hujan pun turun, agak basah-basah sedikit karena kami pikir cuaca
cerah tidak akan ada hujan. Beginilah cuaca di Lindu,tidak bisa diprediksi.
pendaki gundukan ini terlebih dahulu baru bisa sampai diseberang |
Sesampainya di Sadaunta, Pak
arwin bilang bahwa kami tidak perlu naik ojek, beliau yang akan mengantarkan
kami dengan carry open cup kesana setelah hujan reda. Kami bertanya apa kemaren
hujan lebat hingga longsor terjadi, ternyata tidak ada angin dan tidak ada
hujan tetap saja longsor datang.
Sesampainya di Lokasi Longsor,
ternyata benar sekali tinggii bangeeeeeeeeeeet, jauh lebih tinggi dari longsor
sebelumnya saat pertama kami datang ke Lindu. Banyak kendaraan yang hendak ke
Palu tertahan disana, dan diseberang kendaraan yang hendak menuju kulawi
tertahan juga.banyak bertebaran penjual makanan, mendadak jalanan seperti
pasar, tenda-tenda dimana-mana.
Pendakianpun di mulai, Kami
seperti pendaki gunung mendaki gundukan tanah dengan pemandangan didepan
menanjak sedangkan dibelakang jurang. Sempat ragu untuk menaiki gundukan ini,
namun dengan bantuan uluran tangan warga saya bisa naik ke atas. Begitu juga
dengan turun dari gundukan ini, saya sempat ingin mengikuti jejak mpit yang
membiarkan pantatnya menggantikan kaki (red:main perosotan), ini merupakan
kebiasaan saar survival training lebih memilih main perosotan daripada berjalan
kaki :). Mpit sudah di liatin dan dianggap lucu oleh warga yang melihat hal
ini, dia tetep cuek saja daripada terjatuh karena keseimbangan mpit ini agak
terganggu. Saya sudah duduk untuk
melakukan perosotan, namun tanahnya Licin sekali, saya takut kecepatannya
terlalu cepat dan berisiko jatuh. Akhirnya sekali lagi saya memerlukan
tangan-tangan warga untuk menuntun saya turun ke bawah.
mendaki gundukan tanah ini dulu baru bisa sampai disebarang |
ini bawahnya jurang lohh |
tenda-tenda peristirahatan mobil dan kendaraan yang terjebak longsor |
mobi menjadi palang pembatas di tengah jalan |
Akhirnya selesai juga melewati
longsor, tenyata diseberangpun banyak kendaraan tertahan, banyak bertebaran
penjual makanan, mendadak jalanan seperti pasar, tenda-tenda dimana-mana. Ambulance
sudah siap mengantarkan kami ke Palu. Hari ini kami merepotkan pak arwin untuk
mengantarkan kami. Terima kasih pak arwin..:)
created by: dr. Darsuna Mardhiah
Posted by: mpit
created by: dr. Darsuna Mardhiah
Posted by: mpit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar