Senin, 06 Januari 2014

Kunjungan Tim Pusat KUKPRI dan PUSLING KE DUSUN TERSULIT KANGKURO

Diawali dengan telpon kak asnur ke ketua tim pencerah nusantara, yang menyampaikan mereka akan mengunjungi tim lindu pada tanggal 8 desember 2013, yang dimana kami sedang dalam perjalanan dari sidaunta ke Palu untuk menghadiri undangan istri wakil bupati, perencanaan kami tim lindu pun harus dibatalkan, kami hanya bisa mengunjungi istri wakil bupati saja. setelah mengunjunngi istri wakil bupati dirumahnya, keesok haripun kami harus berangkat lagi ke Lindu, untuk mensiasati rencana awal, maka kami meninggalkan sanitarian Rino di palu dulu, agar dia dapat mengunjungi PMI untuk menanyakan hasil laboratorium donor darah yang dilakukan pada tanggal 22 dan 23 Desember.

Kami (para gadis –gadis lindu), berangkat ke Lindu pada tanggal 6 Desember 2013, seperti biasa kami melaksanakan tugas seperti biasa, menjadi staf pukesmas untuk setahun ini,, he he.  8 Desember 2013 kami bertiga pun pergi posyandu ke wongkodono, kami harus berjalan sejauh 4 km meter dari tepi danau ke desa ditempat kami posyandu. Sepulang dari posyandu wongkodono, sesampai di rumah pun kami tidak menemukan kunci rumah, karena Rino telah datang dari palu, kata para tetangga Rino ke danau bersama teman-temanya. Kamipun menuju danau dengan semangat 45, yang dengan titik terakhir pun masih sanggup untuk berjalan, sesampai di danau kami menemuai tim KUKPRI yang telah datang, diwakili dengan kak Gatot dan kak Asnur.


Tim Orange VS Asnoer&Gatot

Kamipun menceritakan bagaimana suasana tim lindu di tempat, malam nya kami pun tidak membahas masalah program, kami merencanakan malam berikutnya untuk membicarakan masalah program, keesok harinya kami pun mengajak tim KUPRI untuk pergi posyandu Dan pusling ke Kangguro, keberuntungan bagi tim kupri, air sungai nya pun lumayan banyak kerena semalam hujan, tapi perahu tetap saja tidak bisa sampai ke pinggir desa Kangguro, kami tetap berjalan menyelusuri sungai untuk dapat sampai ke desa. Mereka (tim-KUKPRI) pun merasakan gimana berjalan di aliran sungai, melawan arus, harus terkubur dilumpur yang dalam.

PERJALANAN MENUJU DUSUN SULIT KANGKURO

Perjalanan Melawan Arus

Menyusuri Sungai

Walau jatuh Vaksin tetap diselamatkan
Menyusuri Padang Ilalang yang tinggi

Rawa-rawa pinggir danau yang cukup dalam
Jatuhpun setiap saat dilumpur
Gatot pun jatuh saat hendak menolong arie yang jatuh

Sesampai di posyandu pun kami tidak seperti petugas kesehatan lagi, tapi sudah seperti petani yang baru pulang dari sawahnya, kami pun tidak mementingkan lagi masalah penampilan, yang terpenting masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dari kami, hanya itu yang dapat kami berikan sebagai petugas kesehatan. Kedatangan kami sangat ditunggu oleh masyarakat didusun kangguro, melihat wajah bahagia ibu-ibu yang mengendong anak saat menunggu kami menjadi kepuasan bathin tersendiri terhadap kami.

Pukul tiga sorepun kami nyampe dirumah lagi, sesampai dirumah kami lansung mandi dan masak serta lansung makan. Menjelang isya sesudah magrib kamipun berangkat menenumui bapak camat dan sekretaris camat. Tim Kupripun berbincang-bincang dengan mereka. Tak lama kemudian bapak bupatipun datang kami pun menghampiri untuk berbincang-bincang. Setelah itu kamipun pulang dan melanjutkan berbincang-bincang dengan tim KUKPRI untuk membahas masalah keberlanjutan program ke depan.

Seveni Ovanina, AMKG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar