Diawali dengan telpon kak asnur
ke ketua tim pencerah nusantara, yang menyampaikan mereka akan mengunjungi tim
lindu pada tanggal 8 desember 2013, yang dimana kami sedang dalam perjalanan
dari sidaunta ke Palu untuk menghadiri undangan istri wakil bupati, perencanaan
kami tim lindu pun harus dibatalkan, kami hanya bisa mengunjungi istri wakil
bupati saja. setelah mengunjunngi istri wakil bupati dirumahnya, keesok haripun
kami harus berangkat lagi ke Lindu, untuk mensiasati rencana awal, maka kami
meninggalkan sanitarian Rino di palu dulu, agar dia dapat mengunjungi PMI untuk
menanyakan hasil laboratorium donor darah yang dilakukan pada tanggal 22 dan 23
Desember.
Kami (para gadis –gadis lindu),
berangkat ke Lindu pada tanggal 6 Desember 2013, seperti biasa kami melaksanakan
tugas seperti biasa, menjadi staf pukesmas untuk setahun ini,, he he. 8 Desember 2013 kami bertiga pun pergi posyandu
ke wongkodono, kami harus berjalan sejauh 4 km meter dari tepi danau ke desa
ditempat kami posyandu. Sepulang dari posyandu wongkodono, sesampai di rumah pun
kami tidak menemukan kunci rumah, karena Rino telah datang dari palu, kata para
tetangga Rino ke danau bersama teman-temanya. Kamipun menuju danau dengan
semangat 45, yang dengan titik terakhir pun masih sanggup untuk berjalan,
sesampai di danau kami menemuai tim KUKPRI yang telah datang, diwakili dengan
kak Gatot dan kak Asnur.
|
Tim Orange VS Asnoer&Gatot |
Kamipun menceritakan bagaimana
suasana tim lindu di tempat, malam nya kami pun tidak membahas masalah program,
kami merencanakan malam berikutnya untuk membicarakan masalah program, keesok
harinya kami pun mengajak tim KUPRI untuk pergi posyandu Dan pusling ke
Kangguro, keberuntungan bagi tim kupri, air sungai nya pun lumayan banyak
kerena semalam hujan, tapi perahu tetap saja tidak bisa sampai ke pinggir desa
Kangguro, kami tetap berjalan menyelusuri sungai untuk dapat sampai ke desa.
Mereka (tim-KUKPRI) pun merasakan gimana berjalan di aliran sungai, melawan
arus, harus terkubur dilumpur yang dalam.
PERJALANAN MENUJU DUSUN SULIT KANGKURO
|
Perjalanan Melawan Arus |
|
Menyusuri Sungai |
|
Walau jatuh Vaksin tetap diselamatkan |
|
Menyusuri Padang Ilalang yang tinggi |
|
Rawa-rawa pinggir danau yang cukup dalam |
|
Jatuhpun setiap saat dilumpur |
|
Gatot pun jatuh saat hendak menolong arie yang jatuh |
Sesampai di posyandu pun kami
tidak seperti petugas kesehatan lagi, tapi sudah seperti petani yang baru
pulang dari sawahnya, kami pun tidak mementingkan lagi masalah penampilan, yang
terpenting masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dari kami, hanya itu yang
dapat kami berikan sebagai petugas kesehatan. Kedatangan kami sangat ditunggu
oleh masyarakat didusun kangguro, melihat wajah bahagia ibu-ibu yang mengendong
anak saat menunggu kami menjadi kepuasan bathin tersendiri terhadap kami.
Pukul tiga sorepun kami nyampe
dirumah lagi, sesampai dirumah kami lansung mandi dan masak serta lansung
makan. Menjelang isya sesudah magrib kamipun berangkat menenumui bapak camat
dan sekretaris camat. Tim Kupripun berbincang-bincang dengan mereka. Tak lama kemudian
bapak bupatipun datang kami pun menghampiri untuk berbincang-bincang. Setelah
itu kamipun pulang dan melanjutkan berbincang-bincang dengan tim KUKPRI untuk
membahas masalah keberlanjutan program ke depan.
Seveni Ovanina, AMKG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar