Sabtu, 02 Februari 2013

AKHIRNYA SEMUA DUSUN SULIT SUDAH KAMI JELAJAHI

23 Januari 2013
Kangkuro adalah satu-satunya dusun sulit yang belum pernah kami datangi sejak kami menginjakkan kaki di Lindu. Akhirnya hari rabu kemarin kami bisa mengunjungi dusun ini. untuk pergi ke dusun  ini harus menyebrang danau menggunakan ketingting (perahu motor kecil) dengan jarak tempuh 1,5 jam dari desa tomado. Bedanya dusun sulit ini dengan dusun sulit yang lain, karena harus melewati kuala/sungai kecil dari bibir danau, cukup jauh juga ketinting menyusuri kuala tersebut hingga permukaan air menjadi dangkal dan mengharuskan kami berjalan kaki.
perahu memasuki area kuala/sungai kecil


Jalan 3 KM dengan medan air

terpeleset dan jatuh ke sungai

Berjalan di dusun ini bukanlah hal yang mudah, sama seperti wongkodono harus berjalan di lumpur, bedanya di kangkuro ini kami harus berjalan di dalam kuala/sungai, dan jalan berlumpur. Kedalaman airnya dari setengah lutut hingga setengah paha, bahkan membuat CD kami kebasahan hahahhaha (maaf tidak disensor :* ). mpit malah pake insiden celana panjangnya sobek, akibat jatuh.  Untung kami selalu siap sedia membawa pakaian ganti kalau berkunjung ke dusun sulit yang medannya tidak menentu sesuai cuaca.
menanam kaki di kebun lumpur

menanam kaki di kebun lumpur

Bicara soal cuaca, disini hujan salah, ga hujan juga salah. Karena curah hujan berkurang, maka kami harus berjalan cukup jauh, karena kualanya jadi dangkal. karena tak ada ojek yang menjemput kami disini, kami harus berjalan dibawah terik matahari sejauh 3KM dengan medan yang sudah disebutkan diatas, dengan 2 KM jalan basah dan 1 KM jalan kering.

Setiba di rumah kadus, kami mengganti baju, lalu melakukan kegiatan posyandu dan imunisasi. Hari ini benar-benar hectic di rumah pak kadus. Setelah kegiatan selesai, kami  pamit. Pak kadus sempat menahan kami untuk pulang karena ombak yang besar, bahkan nahkoda yang mengantar kami ke kangkuro tidak berani berlayar, akhirnya kami menggunakan 2 perahu ketinting untuk pulang.
 
Perjalanan kami ke kangkuro sudah kami upload di youtube, boleh lihat disini.

 perjalanan pulang ke tomado

 melewati lembah,sungai mengalir indah ke danau bak ninja hatori


sesampainya di Tomado pukul 18.30, masih dengan baju basah kuyup, telah menunggu keluarga pasien untuk menjemput kami ke langko, 2  pasien kecelakaan. hanya mengganti baju yang basah setelah itu langsung tancap ke desa langko menembus dinginnya malam. pasien hari itu ternyata pak gidel yang sudah kami kenal sebelumnya, ia harus mendapatkan 21 jahitan, pasien 1 lagi hanya 5 jahitan. lama sekali kami disana,karena lukanya tidak beraturan dan jarum yang kami bawa tidak ada jarum untuk jahit kulit, sehingga yang ada hanya jarum untuk jaringan yang membutuhkan extra tenaga dan waktu untuk dijahit di kulit. ahasil kami tiba di rumah pukul 23.17. kata usman "kita pergi pagi, kenapa g pulangnya sekalian pagi aja" hahhaha :). nyampe di rumah langsung masak mie instan karena belum sempat makan malam.

BEFORE

AFTER

pukul 23.17 saat kita tiba dirumah sepulang mengobati pasien


Lafaaaaaaar beraaaaat !!! sepiring berdua, belum sempat makan malam


cheers,
dr. Darsuna Mardhiah
Pencerah Nusantara Lindu Batch I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar